REPUBLIKA.CO.ID,BENGKULU--Balai Konservasi Sumber Daya Alam Provinsi Bengkulu memasang kerangkeng perangkap di Desa Tebat Tenong, Kecamatan Bermani Ulu, Kabupaten Rejang Lebong untuk menangkap harimau yang berkeliaran di wilayah itu.
"Kami mendapat laporan dari warga daerah itu, bahwa ada dua ekor harimau memangsa ternak dan meresahkan warga setempat," kata Kepala BKSDA Bengkulu Anggoro Dwi Pujiarto, Rabu.
Berdasarkan laporan masyarakat, kata dia, dua ekor harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae) itu berkeliaran di sekitar desa itu dan tak lama kemudian memangsa ternak warga setempat.
Beberapa hari kemudian harimau itu kembali memakan ternak kambing dan bahkan sempat mengejar hingga ke pinggir desa.
Melihat kondisi tersebut warga merasa resah, apalagi harimau itu sering keperegok warga yang akan menjalankan aktivitasnya ke kebun.
BKSDA bertindak cepat dan sementara memindahkan kerangkeng yang dipasang di Desa Sukadatang, Kecamatan Pelabai, Lebong Atas, Kabupaten Lebong.
Kerangkeng tersebut sebelumnya sudah dipasang beberapa minggu di Lebong, namun belum berhasil menangkap harimau itu.
Rencananya petugas BKSDA Bengkulu akan mengambil kerangkeng yang dipasang di Kabupaten Seluma untuk dipindahkan ke Desa Sukadatang, Lebong, ujarnya.
Kabag Tata usaha BKSDA Bengkulu Supartono mengatakan, BKSDA Bengkulu memiliki lima kerangkeng satu unit digunakan mengangkut harimau ke Bogor dan empat lainnya dipasang di beberapa daerah.
Akhir-akhir ini konflik harimau-manusia di Bengkulu terus meningkat akibat habitat harimau sudah makin habis dibuka masyarakat.
Sedangkan populasi harimau Sumatera di Bengkulu berdasarkan data konflik tercatat sekitar 30 ekor, namun data lebih rinci biasanya berada di petugas taman nasional, katanya.