Selasa 28 Aug 2012 21:38 WIB

Warga Syiah Sampang akan Direlokasi

  Personel Brimob mengawal sejumlah perempuan dan anak-anak, ketika berlangsungnya evakuasi dari tempat persembunyian mereka, di Desa Karanggayam dan Desa Bluuran, Sampang, Jatim, Senin (27/8). (Saiful Bahri/Antara)
Personel Brimob mengawal sejumlah perempuan dan anak-anak, ketika berlangsungnya evakuasi dari tempat persembunyian mereka, di Desa Karanggayam dan Desa Bluuran, Sampang, Jatim, Senin (27/8). (Saiful Bahri/Antara)

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA - Pemerintah Provinsi Jawa Timur menyiapkan lokasi pengungsian yang lebih manusiawi bagi warga Syiah korban konflik di Sampang. Para pengungsi akan direlokasi dari tempat evakuasi sementara di Gedung Olah Raga (GOR) lapangan Tenis Indoor Sampang ke beberapa lokasi di wilayah Jawa Timur.

Wakil Gubernur Provinsi Jawa Timur, Saifullah Yusuf ketika dihubungi Republika mengatakan, Pemprov Jatim sedang mempersiapkan beberapa tempat pengungsian alternatif diantaranya di kota Surabaya.

"Dalam waktu dekat, relokasi tempat pengungsi akan dilakukan, ini agar mereka bisa menjalani hidup lebih tenang dan manusiawi," ujar Wagub yang juga akrab disapa Gus Ipul ini, Selasa (28/8).

Gus Ipul mengatakan, Pak De Karwo selaku Gubernur Jatim sudah mengintruksikan persiapan relokasi pengungsi itu ke tempat yang lebih layak. "Ini hanya solusi jangka pendek, kami juga akan mempersiapkan solusi jangka panjang sesuai intruksi pemerintah pusat," ungkapnya.

Di antara solusi tersebut, jelas dia, adalah memfasilitasi berbagai opsi demi solusi permanen antara kedua belah pihak. Salah satu opsi solusi permanen itu adalah merelokasi kediaman warga Syiah Sampang ke beberapa wilayah di Jawa Timur.

Menurut Gus Ipul, beberapa opsi tersebut akan diserahkan kembali ke warga Syiah Sampang, mana yang akan mereka pilih. "Relokasi tempat tinggal itu pun pilihan. Pemprov tidak mengharuskan mereka pindah, tapi kalau mereka memilih pindah akan kita fasilitasi," jelasnya.

Selain itu, papar Gus Ipul, solusi permanen yang sedang diupayakan Pemprov Jatim adalah memberikan penyadaran semua pihak terkait pemahaman ajaran sesat atau tidak. Agar warga tidak gampang melakukan klaim menyalahkan karena menuduh sesat dan melakukan penyerangan.

Walau demikian, Gus Ipul menyadari, konflik di Sampang ini tidak sepenuhnya murni terkait perbedaan faham agama antara Sunni dan Syiah. "Kami sadar ada konflik sosial dan kepentingan keluarga di konflik Sampang ini," terangnya.

Karenanya, jelas dia, Pemprov mendukung sepenuhnya penegakan hukum oleh Kepolisian terhadap delapan tersangka yang diduga sebagai otak penyerangan. Kapolri Jenderal Timur Pradopo ketika berkunjung ke lokasi kejadian mengungkapkan, setidaknya delapan orang telah diamankan terkait penyerangan di Sampang, Ahad (26/8) lalu.

Mereka yang diamankan itu hingga tadi Senin  malam masih diperiksa intensif di Mapolres Sampang oleh tim gabungan polres dan Polda Jatim. Sementara itu, 209 warga Syiah korban konflik di Sampang masih mengungsi di GOR lapangan Tenis Indoor Sampang.

Senin malam, tiga petinggi negara, Kapolri Timur Pradopo, Menteri Agama Suryadarma Ali dan Panglima TNI Jenderal Agus Suhartono langsung menggelar rapat di gedung Grahadi Surabaya bersama Pemprov Jatim.

Ketiganya membahas solusi jangka pendek dan permanen penyelesaian konflik Sampang, diantaranya  dengan penegakan hukum bagi pelaku dan otak penyerangan, serta perhatian penuh bagi para pengungsi ke tempat sementara yang lebih manusiawi.

sumber : Amri Amrullah
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement