REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Ratusan penderep atau buruh panen padi di Bandung selatan rela bermalam di pinggir sawah dengan membangun rumah-rumah darurat berbentuk atap bundar seperti rumah "Eskimo".
"Setelah Lebaran kami langsung membuat rumah darurat di sini untuk berteduh dan bermalam. Karena, musim panen padi sudah tiba di kawasan ini," kata Mimi (50), seorang penderep asal Cicalengka, seperti dikutip Antara.
Rumah-rumah darurat yang berbentuk bulat seperti rumah bangsa Eskimo itu dibangun berjejer di pinggir jalan desa antara Ciparay dengan Desa Sumbersari. Para penderep berteduh, memasak, mencuci dan berangkat panen dari rumah darurat yang terbuat dari atap dan dinding plastik dan terpal itu.
Meski hanya tempat berteduh darurat, namun mereka membangunnya cukup kuat sehingga mereka aman tidur dan berteduh di bawahnya.
"Bila pulang ke rumah, itu kan jauh dan harus ongkos lagi. Lebih baik kami nginap di sini, banyak orang senasib di sini,'' kata Rukiah, penderep lainnya asal Ciganitri. ''Pokoknya senang bisa bersama-sama dan ini sudah berlangsung setiap musim panen."
Para penderep rutin 'mengejar' pesawahan yang siap panen untuk menawarkan jasa sebagai tukang menyabit padi. Biasanya mereka diupah dengan pembagian sepuluh banding satu. Sepuluh takar padi untuk pemilik lahan, satu takar padi untuk upah panen penderep.
Para derep mengaku bisa mengumpulkan padi sebanyak setengah hingga satu karung padi setiap hari. Itu tergantung luasan panen yang mereka garap.