Selasa 28 Aug 2012 01:46 WIB

Polres Pamekasan Kirim Personil Bantuan ke Sampang

 Sejumlah satuan Brimob Polda Jatim berpatroli mengelilingi perkampungan warga Syiah di Desa Karanggayam dan Desa Blu'uran, Sampang, Jatim, Senin (27/8).  (Saiful Bahri/Antara)
Sejumlah satuan Brimob Polda Jatim berpatroli mengelilingi perkampungan warga Syiah di Desa Karanggayam dan Desa Blu'uran, Sampang, Jatim, Senin (27/8). (Saiful Bahri/Antara)

REPUBLIKA.CO.ID,PAMEKASAN--Polres Pamekasan, Madura, Jawa Timur, mengirim sebanyak 70 personel pasukan bantuan, guna mengamankan konflik di Sampang.

Menurut Kasat Samapta Polres Pamekasan AKP Agus Sutrisno, Senin malam, pengiriman pasukan bantuan itu atas permintaan jajaran Polres Sampang dan instruksi dari Polda Jatim. "Kami akan bertugas di Sampang hingga situasi disana benar-benar sudah aman," kata Agus Sutrisno menjelaskan.

Ke-70 personel polisi yang dikirim mengamankan lokasi konflik di Desa Karang Gayam, Kecamatan Omben, Sampang itu dari unsur Dalmas dan Reskrim Polres Pamekasan.

Puluhan personel Polres Pamekasan ini langsung berangkat ke tempat kejadian perkara, setelah selama 15 sebelumnya mereka mengamankan arus mudik dan balik Lebaran 1433 Hijriah.

"Ya, namanya juga tugas negara, meski sekitar 15 hari lebih kita sudah patroli di jalan raya, kalau ada perintah, harus berangkat," kata Agus Sutrisno menambahkan.

Jumlah pasukan tambahan yang didatangkan Polda Jatim guna mengamankan lokasi perkempungan pengikut Islam Syiah agar tidak diserang kelompok massa tak bertanggung jawab itu sekitar 300 personel.

Sebelumnya, jumlah pasukan yang telah disiagakan saat peristiwa berdarah itu terjadi sebanyak 700 personel, sehingga jumlah petugas yang kini berada di lokasi konflik mencapai 1.000 orang.

Kasus penyerangan yang dilakukan oleh kelompok massa tak dikenal terhadap kelompok Islam Syiah di Desa Karang Gayam, Sampang, Madura, Minggu (26/8) itu menyebabkan 1 orang tewas dan 6 orang lainnya luka-luka.

Kerusuhan berawal saat 20 anak dari pemukiman Syiah di Desa Karang Gayam Madura yang bersekolah di Bangil Pasuruan, hendak kembali ke pesantren mereka di Pasuruan usai merayakan Idul Fitri di tempat tinggal mereka.

Murid-murid itu dihadang oleh kelompok massa yang menggunakan 30 sepeda motor. Siswa Syiah yang sudah naik angkutan umum disuruh turun, sedangkan yang mengendarai kendaraan dipaksa pulang ke rumah mereka masing-masing. Kelompok Syiah yang kemudian melawan aksi itu justru membuat massa makin beringas sehingga bentrokan tidak terhindarkan.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement