REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Pemerintah mempertimbangkan untuk melakukan relokasi pada komunitas Syiah yang ada di Sampang, Madura, Jawa Timur. Apalagi di lokasi yang sama seringkali terjadi bentrokan. Terakhir bentrokan terjadi pada akhir pekan lalu dan menimbulkan korban jiwa.
Menteri Dalam Negeri, Gamawan Fauzi mengatakan belum bisa memutuskan tetapi mempertimbangkan usulan tersebut. “Apakah relokasi, saya akan dalami dulu. Mana yang lebih bagus, tinggal atau relokasi,” katanya saat ditemui, Senin (27/8).
Menurutnya, persoalan relokasi bukanlah hal utama dan lebih bersifat teknis. Ia enggan memberikan pernyataan terburu-buru mengenai rencana relokasi atau tidak. Apalagi, Gamawan beranggapan perlu dilihat lebih mendalam bentrokan yang terjadi.
Apalagi, sebabnya tidak murni karena alasan keyakinan. Ia mengatakan hal yang lebih utama adalah memberikan bantuan kepada keluarga korban. Pihaknya akan mendalami bantuan yang dibutuhkan para korban.
“Saya akan dalami anggaran daerah, ada enggak (untuk bantuan). Kalau tidak, presiden sudah menyatakan, kalau perlu pemerintah pusat membantu,” katanya. Bentrokan yang terjadi di Sampang, lanjutnya, bisa saja terjadi di tempat lain.
Apalagi di Indonesia potensi tersebut ada di beberapa daerah. Yang diperlukan seharusnya pemahaman masing-masing kelompok akan keyakinannya dan tidak memaksakan kehendak kepada orang lain.
“Yang penting ada dialog, saling pengertian, ada toleransi hidup bersama dalam sebuah negara. Tapi kalau mengambil tindakan sendiri, kita juga harus tegas mengambil hukuman terhadap mereka,” katanya.