REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Laksamana Muda TNI Iskandar Sitompul mengimbau warga Sampang, Madura, Jawa Timur, tidak terprovokasi dengan isu-isu yang berkembang pascapenyerangan kelompok Islam Syiah di Sampang, Ahad (26/8).
"Masyarakat diminta untuk tidak terprovokasi yang dapat melemahkan kesatuan bangsa. Kita negara NKRI yang solid. Hati boleh panas, tetapi kepala tetap dingin," kata Kapuspen TNI usai acara pembukaan Latihan Pasukan Pemukul Reaksi Cepat (PPRC) TNI di Markas Divisi Infanteri-1/Kostrad Cilodong, Depok, Jawa Barat, Senin (27/8).
Menurut dia, TNI masih mengoptimalkan personel yang ada di Sampang dan belum berencana melakukan penambahan pasukan untuk membantu aparat kepolisian untuk mengamankan wilayah Sampang pascapenyerangan kelompok Islam Syiah di wilayah itu.
"Kodam Brawijaya telah memberikan bantuan personel dari Kodim sebanyak 50 orang personel untuk pengamanan. Hal ini didasarkan atas permintaan dari kepolisian sesuai dengan UU No 34 Tahun 2004 tentang TNI," kata Iskandar.
Kepala Staf Umum (Kasum) TNI Marsekal Madya TNI Daryatmo menambahkan, untuk penyelidikan pelaku penyerangan akan ditindaklanjuti oleh pihak kepolisian.
"Pangdam Brawijaya sudah bekerja sama dengan polda untuk menyelesaikan kasus dengan sebaik-baiknya. Untuk lebih detail pelakunya, kita serahkan kepada kepolisian," ujarnya.
Kasus penyerangan kelompok Islam Syiah di Dusun Nanggernang, Desa Karang Gayam, Kecamatan Omben, Sampang, Madura kali ini merupakan kali kedua dalam dua tahun terakhir ini. Aksi serupa juga terjadi pada akhir Desember 2011. Ketika itu rumah pimpinan Islam Syiah, mushalla dan madrasah kelompok Islam minoritas ini diserang oleh kelompok massa anti-Syiah.