REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua lembaga swadaya masyarakat (LSM) Setara Institute, Hendardi mengatakan penyerangan yang terjadi di pemukiman warga Syiah di desa Nangkernang, Sampang, Madura, pada Ahad, bukanlah kerusuhan.
"Peristiwa penyerangan, pembunuhan dan pembakaran pemukiman Syiah bukanlah kerusuhan tapi penyerangan sistematis yang direncanakan," ujar Hendardi kepada pers di Jakarta, Ahad.
Dia mengatakan dalam hal ini, Polda Jatim gagal menjaga keamanan dan melindungi warganya.
Oleh karena itu, dia menilai sudah sepantasnya Kapolda Jatim harus dicopot dari jabatannya.
"Kapolri harus turun tangan mengatasi serangan kelompok massa yang berulangkali ini. Keberulangan ini terjadi karena kekerasan terus dibiarkan tanpa adanya penegakan hukum."
Hendardi menilai peristiwa Sampang merupakan potret terburuk jaminan kebebasan warga dalam beragama pada 2012.
"Presiden SBY harus menyikapi kekerasan ini sebagai kondisi darurat kebebasan beragama, yang tidak cukup diatasi dengan ceramah dan seruan untuk bertoleransi," tambah dia.
Presiden, lanjut dia, haruslah bisa menghentikan persekusi atas mereka yang berbeda dalam hal berkeyakinan.
Sejumlah massa menyerang pemukiman warga Syiah di desa Nangkernang, Sampang, Madura. Penyerangan ini menewaskan dua orang warga Syiah dan terbakarnya sejumlah rumah milik warga Syiah.
Massa yang berjumlah hampir 1.000 orang itu juga merusak dan membakar rumah milik ibu Kyai Tajul Muluk. Massa datang dengan membawa senjata tajam.