REPUBLIKA.CO.ID, BANJARMASIN -- Tak ada akar rotanpun jadi. Tak pergi ke Jakarta ke Banjarmasin juga oke. Mungkin itu pesan yang ingin disampaikan Gubernur Kalimantan Selatan, Rudy Ariffin kepada warga yang ingin mengadu nasib ke kota.
Ya, selama ini Jakarta menjadi barometer kesuksesan seseorang. Tak pelak pascalebaran urbanisasi alias perpindahan penduduk dari desa ke kota menjadi pekerjaan rumah pemerintah provinsi, dalam hal ini Pemprov DKI Jakarta. Tapi, Rudy memberikan solusi bagi masyarakat di desa yang ingin mengadu nasib, daerah yang dipimpinnya tetap terbuka bagi pendatang, baik dari Pulau Jawa ataupun daerah lainnya.
Rudy menjelaskan, Kalsel merupakan daerah yang kini cukup berkembang. Sehingga masih banyak memerlukan tenaga kerja produktif yang cukup tinggi. "Kita sudah menyatakan diri sebagai daerah terbuka, jadi kita tidak akan memberikan pembatasan bagi pendatang. Asalkan mau bekerja dan tidak pilih-pilih, silahkan mencari rizki di daerah ini," ujarnya di Banjarmasin, Rabu (22/8).
Pernyataan Rudy tersebut menanggapi tentang kemungkinan banyaknya arus balik dari beberapa daerah di Indonesia yang datang ke kota seperti Jakarta dan Kalsel. Berdasarkan pengalaman tahun-tahun sebelumnya, jumlah arus balik selalu lebih tinggi dibandingkan pada saat arus mudik, karena rata-rata para pemudik pada saat kembali ke Kalsel akan membawa sanak keluarganya.
"Tidak jarang para pemudik yang sudah mendapatkan pekerjaan tetap akan memboyong keluarganya ke Kalsel," katanya.
Menanggapi kemungkinan akan adanya operasi yustisi, terang Gubernur, hingga kini belum ada rencana. Pasalnya, pendatang di Kalsel masih relatif tertib dan tidak menimbulkan masalah berarti. Menanggapi banyaknya pengemis dari luar daerah, menurut Gubernur tidak semua orang yang datang ke Kalsel bisa langsung sukses. Sehingga asalkan tidak mengganggu ketertiban umum pihaknya belum akan melakukan tindakan tegas.
"Kita akan lakukan tindakan persuasif kepada masyarakat untuk bisa mendapatkan ketrampilan melalui pelatihan yang telah disiapkan," kata Gubernur 58 tahun itu.
Pada lebaran tahun ini jumlah penumpang arus mudik menggunakan kapal Kalsel mencapai 13.0322. Rata-rata jumlah penumpang arus mudik terjadi kenaikan hingga 130 persen bahkan ada yang hampir 200 persen per hari dibanding 2010. Seperti pada H-13 jumlah penumpang pada 2010 hanya sekitar 457 orang namun pada 2011 telah mencapai seribu penumpang lebih atau naik hingga 132 persen.
Begitu juga pada H-11 pada 2010 jumlah penumpang hanya sekitar 514 orang, dan 2011 sebanyak 1.511 orang atau naik 193 persen lebih. Jumlah tersebut meningkat pada H-8 hingga H-4 lebaran yang merupakan puncak arus mudik dengan total jumlah pemudik rata-rata diatas 2.000 penumpang per hari.
"Sehingga bila ditotal jumlah penumpang arus mudik selama lebaran mencapai 13.300 orang, dan pada saat arus balik setelah lebaran menjadi 17.215 orang," katanya.