REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG - Taman Pemakaman Umum Sirnaraga di Bandung, dipadati peziarah pada hari pertama Idul Fitri 1433 Hijriah, Ahad (19/8). Para peziarah datang berbondong-bondong sejak selesai menunaikan salat Idul Fitri dan membuat ruas jalan menuju pemakaman macet.
Untuk memasuki kompleks pemakaman melalui jalur setapak selebar satu meter, peziarah harus antri dan melangkah sperlahan karena lalu lintas manusia yang begitu padat.
Jalur sempit yang padat di sepanjang kiri dan kanan masih disesaki berbagai pedagang musiman mulai penjual bunga, mainan anak-anak, makanan, sampai cinderamata.
Fitri, peziarah dari kawasan Bandung yang datang bersama suami dan seorang anaknya mengatakan mengunjungi makam orang tua setelah salat Idul Fitri adalah tradisi setiap tahun. "Sudah tradisi, jadi tetap saja dilakukan meski harus berdesak-desakkan begini," ujarnya.
Salah satu penjaga makam, Uus, menjelaskan, puncak kunjungan peziarah memang selalu terjadi selepas salat Ied. "Nanti setelah tengah hari hingga menjelang sore mulai agak sepi," ujarnya.
Uus mendapat berkah karena mendapat rezeki dari para peziarah, selain upah dan tips karena membersihkan makam. "Banyak juga yang `ngasih` THR, terutama peziarah dari luar kota yang ke sini hanya setahun sekali," ujarnya.