REPUBLIKA.CO.ID, BAKAUHENI -- Manajer Operasional PT ASDP Indonesia Ferry Cabang Bakauheni, Heru Purwanto menyatakan bahwa kapal cepat rute Pelabuhan Bakauheni ke Merak, Banten, sudah sekitar setahun tidak lagi beroperasi.
"Saat ini, tidak ada lagi layanan kapal cepat untuk rute penyeberangan Merak-Bakauheni atau sebaliknya," kata dia, di Bakauheni, Lampung Selatan, Sabtu (18.8) Menurut dia, masyarakat lebih baik memilih menumpang kapal feri "roll on roll off ("ro-ro") dibandingkan menggunakan kapal cepat, meskipun waktu tempuh kapal cepat dirasakan lebih efisien.
Dia mengemukakan, penumpang pejalan kaki lebih memilih menggunakan penyeberangan kapal biasa dengan tarif tiket mencapai 10.000 per penumpang, dibandingkan harus membayar Rp80.000 per orang menggunakan kapal cepat itu.
Ia berpendapat, meskipun ada yang meminati kapal cepat itu, diperkirakan hanya segelintir orang saja yang tergolong mampu. "Meskipun sekarang ada yang menginginkan kapal cepat itu beroperasi kembali, saat ini bangkai kapalnya pun sudah tidak ada lagi," ujar dia pula.
Heru mengungkapkan bahwa pertimbangan pemberhentian operasi kapal cepat ini, antara lain karena membutuhkan biaya operasional sangat tinggi dan tidak sebanding dengan pendapatan dari pengoperasiannya dalam pelayaran di Selat Sunda itu.
Selain itu, kata dia, kebijakan pengoperasian kapal cepat itu bukanlah wewenang dari PT Angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan (ASDP) Indonesia Ferry. Sehingga ASDP tetap tidak dapat berbuat banyak untuk mendorongnya beroperasi kembali.
"Sudah setahun kapal cepat tidak beroperasi, dan tidak perlu dipertanyakan kembali," kata dia, saat berbincang-bincang santai.