Jumat 17 Aug 2012 14:23 WIB

Lifting Gas Masuk APBN, Ini Kata Dewan

Rep: Sefti Oktarianisa/ Red: Dewi Mardiani
Ladang migas
Ladang migas

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Fraksi PKS Bidang Ekonomi dan Keuangan, Sohibul Iman, menilai positif dimasukannya lifting gas bumi dalam RAPBN 2013. “Ini sangat positif untuk mendorong adanya transparansi dalam penerimaan sektor gas," katanya dalam siaran pers Jumat (17/8).

Menurutnya hal ini akan memperjelas bagaimana proses penghitungan dan dampak gas bumi dalam APBN.  Ia juga berujar ini bisa merubah orientasi negara selama ini yang terlalu fokus pada minyak ke gas bumi.

Namun, Sohibul menyampaikan beberapa catatan terkait penambahan indikator lifting gas sebagai salah satu indikator makro dalam penyusunan APBN 2013. Pertama, penambahan indikator lifting gas tanpa diikuti dengan indikator harga gas hanya akan menginformasikan besaran volume saja, tetapi tidak diketahui berapa nominal rupiah pendapatan yang akan diterima.

“Karena itu fraksi PKS mengusulkan juga ditambahkannya indikator harga gas, untuk melengkapi lifting gas," katanya. Ia mengatakan pemerintah harus segera menetapkan kebijakan standarisasi perhitungan harga gas Indonesia.

Kedua, pemerintah harus membuat mekanisme harga gas, sehingga dapat diproyeksi berapa kontribusi penerimaan yang dapat diperoleh pemerintah dari lifting gas. “Kalau ini bisa dipersiapkan, tentu akan sangat baik”, tegasnya.

Sebelumnya, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyatakan bahwa mulai RAPBN 2013, pemerintah juga akan mengajukan lifting gas sebagai salah satu basis perhitungan penerimaan negara yang berasal dari sumber daya alam selain minyak mentah. Lifting gas pada 2013 diasumsikan berada pada kisaran 1,36 juta barel setara minyak per hari.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement