REPUBLIKA.CO.ID,JOGYAKARTA--Calon penumpang kereta api yang namanya tidak sesuai dengan nama di tiket masih diperbolehkan mengubah nama agar sesuai identitas penumpang maksimal dua jam sebelum keberangkatan.
"Mulai Angkutan Lebaran tahun ini, nama di tiket harus sama dengan nama penumpang sesuai kartu identitasnya. Jika tidak, maka tiket akan dianggap hangus," kata Kepala Humas PT Kereta Api Daerah Operasi VI Yogyakarta Eko Budiyanto di Yogyakarta, Kamis.
Ia mengatakan, calon penumpang yang hendak mengubah nama di tiket agar sesuai namanya bisa langsung datang ke reservasi atau ke loket tiket di setiap stasiun, asalkan menunjukkan kartu identitas yang masih berlaku.
Kartu identitas itu tidak harus berupa kartu tanda penduduk (KTP), tetapi bisa juga Surat Izin Mengemudi (SIM) atau paspor yang masih berlaku.
"Jika penumpang ingin mengubah nama di tiket, mereka sebaiknya datang lebih awal ke stasiun sehingga saat di cek di peron masuk, tiket tidak akan dianggap hangus," ucapnya.
Sejak kebijakan nama penumpang di tiket harus sama dengan nama penumpang yang akan berangkat, sudah ada belasan tiket yang hangus akibat nama yang tidak sama. Di Daop VI, kebijakan tersebut mulai berlaku sejak Minggu (12/8).
Eko mengatakan, kebijakan nama tiket harus sama dengan nama penumpang yang berangkat tersebut dilakukan untuk mencegah aksi calo yang masih terjadi.
Hingga Kamis pagi, lanjut Eko, sudah ada peningkatan arus kedatangan penumpang di stasiun-stasiun Daop VI Yogyakarta, meskipun penumpang yang berangkat masih normal.
"Puncak arus mudik diperkirakan akan terjadi pada Jumat (17/8)," tuturnya.
Sementara itu, Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Terminal Giwangan Yogyakarta Imanudin Aziz mengatakan, hingga "H-4" atau Rabu (15/8), sudah ada kenaikan jumlah penumpang yang datang.
"Ini ditandai dengan banyaknya bus yang masuk terminal, yaitu mencapai 1.039 armada. Pada Minggu (12/8), hanya ada sebanyak 922 armada bus yang masuk ke Giwangan," paparnya.
Selain itu, lanjut dia, bus-bus tambahan dari berbagai daerah juga sudah masuk ke
Terminal Giwangan, yaitu 54 bus dari Jakarta, tiga bus dari Sumatera, dua bus dari Bandung, satu dari Semarang, lima dari Surabaya dan satu dari Malang. "Puncak arus mudik diperkirakan terjadi Jumat (17/8), dengan jumlah penumpang mencapai sekitar 30.000 orang," katanya.
Mengenai tarif bus ekonomi saat masa Angkutan Lebaran 2012, lanjut Aziz, adalah dengan tarif batas atas dan bawah. "Dari pemantauan, belum ada pelanggaran tarif, karena masih berada di bawah batas atas," ujarnya.
Salah satu contohnya adalah tarif bus ekonomi tujuan Yogyakarta-Jakarta yang biasanya Rp 45.000 kini dijual dengan harga Rp 120.000.
"Memang ada kenaikan hingga tiga kali lipat. Tetapi itu masih wajar karena belum melebihi tarif batas atas," katanya yang menyatakan tarif itu akan berlaku hingga 27 Agustus.