Selasa 28 Aug 2012 09:45 WIB

Wow, Ternyata Jamblang Kaya Akan Manfaat!

Jamblang disajikan di atas piring dengan taburan gula pasir.
Foto: Foto: Lia Nurbanillah Fujianti
Jamblang disajikan di atas piring dengan taburan gula pasir.

“Sok Neng.. Buah jamblang...” Bapak penjual buah menawarkan buah yang dijajakannya dengan ramah. Setelah mendengar tawarannya, akhirnya pertanyaan besar tentang nama buah itu terjawab. Tanpa harus bertanya kepada sang penjual, saya pun mengetahui jika buah itu bernama buah jamblang.

Berniatkan untuk mengetahui rasa buah tersebut, saya pun memutuskan untuk membelinya. “Sabaraha, Pa?” “Kantong alit sarebu, nu kantong sedeng mah dua rebu”. Mendengar kata “seribu”, sontak saya tak banyak berpikir apapun kecuali menyodorkan selembar uang seribu kepada penjual buah tersebut.

Sebelum kantong plastik kecil berisi buah itu diberikan kepada saya, bapak penjual buah memasukkan gula pasir ke dalamnya, hingga akhirnya buah-buah jamblang di dalam plastik kecil itu pun bertaburkan kristal-kristal gula pasir. Lidah saya pun rasanya sudah tidak sabar untuk mencicipi buah jamblang yang terlihat sangat menggiurkan.

Ternyata rasanya unik! Saat pertama kali saya menggigitnya, tekstur buah itu empuk dan sedikit renyah, serta rasanya cukup manis. Rasa manis itu saya pastikan sebagian besar berasal dari butir-butir gula pasir yang menempel pada permukaan luar buah. Setelah saya menguyah buah tersebut, rasa asam mulai terasa hingga akhirnya kunyahan buah jamblang terakhir menyisakan rasa sepat di lidah saya. Merupakah suatu pengalaman menarik memakan buah jamblang, karena baru pertama kali dalam hidup saya. 

Mengenal jamblang

Sekarang, mari kita berkenalan dengan buah jamblang. Berdasarkan beberapa literatur serta informasi yang saya dapatkan dari berbagai sumber, buah Jamblang atau disebut juga buah duwet memiliki nama ilmiah Syzigium cumini.

Buah ini berasal dari kawasan India Timur dan tumbuh dengan baik di wilayah tropis. Oleh karena itu, jamblang termasuk ke dalam buah-buahan tropis.

Struktur buahnya hampir serupa dengan jambu air. Oleh karena itu, buah jamblang termasuk ke dalam suku Myrtaceae (jambu-jambuan). Di beberapa daerah di Indonesia, buah jamblang dikenal dengan nama yang berbeda-beda antara lain, jambu kling (Gayo), jambe kleng (Aceh), jambu kalang (Minang kabau), jamblang (Betawi dan Sunda), juwet, duwet, duwet manting (Jawa), dhalas (Madura), juwet (Bali), klayu (Sasak), duwe (Bima), jambulan (Flores), raporapo jawa (Makasar), alicopeng (Bugis), dan jambula (Ternate).

Jamblang dapat tumbuh dengan baik di dataran rendah hingga ketinggian 500 m dpl. Tinggi pohonnya bisa mencapai 10 – 20 m. Pohon jamblang berbatang tebal, tumbuh membengkok, dan bercabang banyak. Bagian daunnya berwarna hijau, tebal, lebar, dan memiliki pertulangan menyirip.

Bagian bunga jamblang tumbuh di ketiak daun dan di ujung percabangan. Kelopaknya berwarna hijau muda dan berbentuk lonceng. Mahkota bunganya berbentuk bulat telur, serta memiliki benang sari berwarna putih yang berbau harum.

Bagian buah jamblang berbentuk lonjong dan berukuran sekitar 2-3 cm. Buahnya berwarna hijau ketika masih muda, dan berwarna ungu kehitaman ketika telah matang. Daging buahnya berwarna putih. Rasa buahnya manis, masam, dan sepat. Buah jamblang juga memiliki biji berwarna putih berbentuk seperti kapsul.

Aneka manfaat jamblang

Saat ini di Indonesia, jamblang tergolong ke dalam tumbuhan langka. Kurangnya pembudidayaan tumbuhan tersebut, merupakan salah satu faktor utama terkait dengan kelangkaannya.

Padahal, jamblang memiliki segudang manfaat. Hampir seluruh bagian tumbuhan tersebut telah diketahui kegunaannya. Berdasarkan beberapa penelitian, berikut ini manfaat jamblang:

- Bagian kulit kayu bermanfaat untuk mengobati diabetes;

- Bagian daunnya memiliki banyak kegunaan, antara lain sebagai antioksidan, anti virus, anti inflamasi (penghilang radang), dan berperan dalam menurunkan kadar gula dalam darah (anti diabetes), mengobati konstipasi, dan menghilangkan alergi;

- Bagian buahnya kaya akan kandungan antosianin yang berperan penting sebagai antioksidan dan mampu menangkal radikal bebas.

- Buah jamblang berpotensi sebagai anti kanker;

- Zat antosianin yang memberikan warna ungu pada kulit buah jamblang, juga merupakan sumber pewarna alami yang sangat potensial digunakan dalam industri pembuatan makanan;

- Selain antosianin, buah jamblang mengandung zat-zat antara lain Vitamin C, Vitamin A, Riboflavin, kolin, asam folat, asam amino;

- Buah jamblang juga mengandung aneka zat mineral, antara lain natrium, kalium, kalsium, posfor, zat besi, seng, dan mangan;

- Manfaat buah jamblang lainnya, yaitu sebagai penurun kolesterol dan anti diabetes.

Dengan demikian, predikat tanaman obat dapat disematkan pada jamblang. Selain sebagai tanaman obat, kayu pohon jamblang tergolong ke dalam jenis kayu yang istimewa karena sangat kuat dan tahan dari kerusakan yang diakibatkan oleh air dan rayap. 

Salah satu negara yang telah memanfaatkan jamblang secara optimal yaitu India. Di India, jamblang dibudidayakan dengan baik karena merupakan komoditas yang bernilai ekonomi tinggi. Buah jamblang digunakan sebagai bahan baku selai, jeli, es krim, dan cuka. Bagian kayunya digunakan untuk membuat arang, jembatan, perahu, dayung, tiang, alat pertanian, gerobak, bantalan rel kereta api, dan bagian bawah gerbong kereta api. Bagian kulit kayunya mengandung zat tanin yang digunakan untuk meyamak kulit dan membuat jala ikan.

Bagian daun jamblang dijadikan pakan ternak dan makanan bagi ulat sutra tasar. Selain itu, bagian daunnya dijadikan sebagai penghasil minyak atsiri yang digunakan sebagai bahan pewangi dalam industri pembuatan sabun dan parfum.

Sementara itu, bagian bunganya kaya akan nektar dan berguna untuk memelihara lebah sehingga dapat menghasilkan madu berkualitas tinggi. Oleh karena itu, pembudidayaan jamblang sebenarnya sangat penting untuk dilakukan. 

Lia Nurbanillah Fujianti, S.Si

Mahasiswi Magister Bioteknologi

Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati

Institut Teknologi Bandung

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement