REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Mantan Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Hidayat Nur Wahid, mengatakan pernyataan pengamat politik Ari Junaedi yang juga menyebutkan ia tidak konsisten dalam menjalankan tugas adalah suatu pengalihan isu.
"Itu adalah pengalihan isu dan tidak menyebut bahan pertimbangan lainnya," ujar Hidayat di Jakarta, Senin. Ari Junaedi mengatakan Hidayat juga tidak konsisten dalam menjalankan tugas karena mencalonkan diri sebagai Gubernur DKI Jakarta, padahal masih menjabat sebagai anggota DPR.
"Jangan dilihat kebelakang. Saya kalau terpilih sebagai gubernur, maka saya akan menyelesaikannya hingga akhir masa jabatan." Hidayat menjelaskan selama ini banyak yang beranggapan keikutsertaannya pada pilkada hanya sebagai batu loncatan untuk menuju kursi presiden dan wakil presiden.
"Saya jawab tidak, saya akan menyelesaikan amanat rakyat hingga 2017," tambah Hidayat yang berpasangan dengan Didik J Rachbini pada pilkada putaran pertama.
Persoalannya, kata dia, Jokowi tidak pernah mengeluarkan pernyataan kalau ia akan tetap menjabat sebagai gubernur sampai akhir masa jabatan.
"Banyak warga Jakarta yang menanyakan itu, apakah Jokowi akan pindah juga sama seperti dari Solo ke Jakarta. Kalau Jokowi pergi, pertanggungjawaban itu kepada siapa nantinya," jelas dia.
Kondisi itu berbeda dengan pasangan Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli yang menyatakan siap menjabat hingga akhir masa jabatan dan mensinergikan apa yang sudah dikampanyekan Hidayat-Didik ke dalam program pemerintahan. "Jika kami menginginkan kekuasaan, tentunya akan memilih pasangan Joko Widodo-Basuki Tjahaja Purnama."
PKS pada Sabtu secara resmi mengarahkan kepada pasangan Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli dalam Pilkada DKI Jakarta putaran kedua.
Pilkada DKI Jakarta putaran kedua akan dilangsungkan 20 September dan diikuti dua pasangan calon yakni Fauzi Bowo - Nachrowi Ramli dan Joko Widodo - Basuki Tjahaja Purnama.