REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG-- Inovasi baru lahir dari tangan mahasiswa Jurusan Pendidikan Teknik Elektro Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan Universitas Pendidikan Indonesia.
Adalah Ganjar Candra Sumindar, mahasiswa Konsentrasi Elektronika Industri Arus Lemah dan Helmi Wibowo mahasiswa Konsentrasi Elektronika Arus Kuat yang telah menciptakan kompor tanpa api atau yang mereka sebut Kompor Magnet (Komnet).
Kreasi Komnet ini, jelas Ganjar, dilandasi oleh adanya krisis energi di dunia khususnya Indonesia. Persediaan BBM menipis dan seringnya terjadi ledakan akibat gas. Dari sinilah ia mengaplikasikan kompor tanpa api atau kompor induksi magnetik untuk mengatasi kekurangan energi dan mengatasi ledakan yang sering terjadi.
Biaya pemakaian listik juga cukup murah dibanding elpiji 3 kilogram dan minyak tanah. Dengan pemakaian perhari elpiji 0,6 kilogram, diasumsikan biaya yang keluar Rp 2.700, sementara kompor magnet ini hanya mengeluarkan biaya Rp 720.
Perawatan kompor magnet ini juga terbilang cukup mudah. Kompor juga aman digunakan. Ganjar memperagakan kertas yang ditaruh diatas kompor tidak akan terbakar karena kompor hanya bisa memanaskan material yang bersifat magnetik seperti panci dan alat memasak sejenis lainnya.
Sebenarnya, prinsip Komnet ini memiliki cara kerja yang unik. Kompor ini memiliki prinsip kerja yang memanfaatkan induksi elektromagnetik. Produk kompor ini dikendalikan oleh sebuah chip mikrokontroler yang memakai energi lisrik. Penggunaannya pun sangat mudah dan efisien yakni hanya dengan menghubungkan alat ke sumber listrik AC maka kompor magnet dapat langsung bekerja.
Sebagai catatan, ungkapnya, daya kompor ditentukan oleh frekuensi listrik yang dialirkan ke kumparan induksi. Semakin tinggi frekuensi akan semakin tinggi pula daya kompor dan panas kompor.
"Karena kerjanya seperti itu maka tempat memasak atau wadah dari masakan harus terbuat dari logam penghantar. "Bila tidak ada, maka tidak akan terjadi pemanasan karena tidak ada efek induksi elektromagnet pada tempat memasaknya,"jelas Ganjar.