REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Mobil dinas yang terguling di tol Muktiharjo merupakan milik Staf Ahli Walikota Semarang, Harini. Mobil yang mengalami kecelakaan dan menewaskan tiga pelajar SMA tersebut dikendarai oleh teman sekolah dari putra Harini.
Putra Harini, Oka Trisnanda (16 tahun) menggunakan mobil ibunya untuk berwisata ke Pantai Marina. Bersama dua mobil lain, Oka dan teman-teman kelasnya di SMA Negeri 9 Semarang berangkat bermaksud rekreasi. Nahas, di tengah perjalanan menuju pantai, tepatnya di tol Jatingaleh-Kaligawe, mobil terguling dan jatuh ke parit sedalam dua meter. Tiga orang tewas termasuk pengendara mobil, Rio Rifky (16 tahun), teman Oka.
Penggunaan mobil plat merah diluar dinas pun dipermasalahkan. Apalagi, mobil tersebut telah menewaskan tiga orang. Mobil pun dikendarai pelajar yang belum memiliki Surat Izin Mengemudi (SIM).
Saat dikonfitmasi, Plt Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi belum memastikan adanya sanksi bagi Harini, pemilik mobil. Dia mengaku baru akan mengkaji penggunaan mobil dinas. "Akan kami kaji. Belum diputuskan sanksi atau tindakan administratif kepada pemegang mobil dinas tersebut. Akan kami kaji lagi ijin penggunaan mobil dinas. Apalagi dalam kasus ini memakan korban jiwa," tuturnya.
Meski kecelakaan tersebut melibatkan mobil Harini, namun putra Harini, Oka tak menjadi korban. Tiga korban tewas dan empat luka merupakan teman Oka. Beruntung, Oka memilih menumpang mobil trmannya dibanding mengendarai mobil ibunya tersebut.
Oka menceritakan, sebelum kejadian nahas tersebut, dia dan teman-tannya sahur on the road dan membagikan makanan kepada warga. Setelah itu, mereka beristirahat di rumah Oka. Hingga sampai di rumah, Oka masih mengendarai mobil dinas ibunya.
Oka pun merasa ingin pindah ke mobil temannya saat menuju Pantai marina untuk berekreasi. Oka memilih pindah ke mobil Toyota Vios milik temannya.
"Sekitar pukul 04.00 setelah sahur on the road, kami inisiatif berlibur ke Pantai. Waktu berangkat, gak tahu kenapa saya pindah mobil. Padahal saya sempat diajak ikut mobil innova saya nolak," ujarnya dengan terisak.
Oka pun mengaku sempat menasihati Rio, pengendara mobil.ibunya, agar tidak ngebut. Namun rupanya Rio tak mendengar dan melaju diatas 100 kilometr per jam. Mobil pun terguling saat akan menyalip kemudian jatuh ke parit sedalam dua meter. "Saya bilang santai saja, kan akan rekreasi, tapi saat berangkat, Rio jalan duluan sambil men-spin roda. Di tol, saya lihat mobil sudah terguling," tuturnya.
Di Ruang Pemulasaraan Jenazah RSUP Dr. Kariadi, dipenuhi jerit dan isak tangis. Keluarga korban tak percaya atas apa yang terjadi pad tiga putra mereka yang tewas. Teman korban pun berkumpul penub kedukaan.