Jumat 10 Aug 2012 16:28 WIB

Curhat SBY: Political Cost Century Besar

Rep: Esthi Maharani/ Red: Hafidz Muftisany
  Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Foto: Haji Abror Rizki/Rumgapres
Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Presiden Susilo Bambang Yudhoyono angkat suara mengenai kasus Bank Century.

Meski tak menyinggung pada pernyataan Antasari Azhar tentang rapat pemberian dana talangan di Istana, namun Presiden menyatakan alasan dan tindakan yang dilakukan tak lain untuk menyelamatkan perekonomian Indonesia dari krisis global.

Ia menjelaskan jika pada 2008-2009, Indonesia tidak cepat bereaksi, kemungkinan krisis yang serupa di 1998-1999 bisa kembali terjadi.

"Political cost-nya tinggi sekali, sampai setahun kurang lebih. Meski begitu kita berikan penyertaan modal sementara atas Bank Century dulu, yang jumlahnya sekitar 600 juta dolar AS," katanya saat membuka rapat koordinasi (rakor) mengenai Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan Perbankan di kantor BRI pusat, Jumat (10/8).

Menurutnya, kebijakan pemberian bail out di Indonesia jauh lebih kecil dibandingkan dengan bail out di negara lain dengan kasus yang sama. Misalnya saja bail out di bank eropa yang sekali mengeluarkan bail out sebesar 100 miliar dollar AS atau setara dengan Rp 1000 triliun. Sedangkan, Indonesia mengeluarkan Rp 6,7 triliun untuk Bank Century.

Namun, pada perkembangannya, ia beranggapan telah terjadi resiko politik yang besar dari kebijakan tersebut. Resiko itu menjadi bola salju pada satu tahun kemudian.

“Kita pahami politik memang bisa begitu. Meskipun jumlahnya belum seberapa jika dibandingkan bail out di negara lain yang jumlahnya lebih besar juga dengan tujuan yang sama," katanya.

Ia mengharapkan bank bisa berhati-hati. Karena, bank dan perbankan sangat penting dan bisa menjadi awal malapetaka perekonomian dunia. “Mengingat peran bank seperti itu, saya pesan, kelola dengan baik, jalankan misi, jalankan perekonomian untuk rakyat. Keliru, lalai apalagi penyimpangan akan berdampak luar biasa,” katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement