Jumat 10 Aug 2012 12:08 WIB

Perubahan Iklim Global Pengaruhi Sektor Perkebunan

Rep: MG05/ Red: Dewi Mardiani
 Buruh tani memanen kopi di perkebunan milik PTPN IX, Bawen, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.  (Aditya Pradana Putra/Republika)
Buruh tani memanen kopi di perkebunan milik PTPN IX, Bawen, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. (Aditya Pradana Putra/Republika)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Direktorat Jenderal Perkebunan mengungkapkan, saat ini sektor perkebunan sudah mulai merasakan dampak perubahan iklim yang terjadi di Tanah Air. Berubahnya kondisi rata-rata parameter iklim (suhu, curah hujan, tekanan) dari satu kurun waktu ke waktu dalam jangka panjang, dapat mempengaruhi hasil perkebunan.

Dirjen Perkebunan Kementerian Pertanian, Gamal Nasir, menjelaskan perubahan iklim sangat berpengaruh terhadap populasi OPT (Organisme Pengganggu Tanaman) dan sulit diprediksi. Hal ini karena adanya keseimbangan antara OPT dengan tanaman inangnya.

"Pengaruh perubahan iklim sangat besar bagi perkebunan. Tanaman yang mengalami tekanan/stres karena perubahan iklim lebih rentan terhadap serangan OPT. Hama dan mikroba termofilik lebih diuntungkan dengan makin panjangnya musim panas/kemarau dan meningkatnya temperatur," kata Gamal di Jakarta, kemarin.

Dikatakannya, organisme yang bukan OPT lama kelamaan dapat menjadi hama pengganggu karena perubahan iklim. Selain itu, perubahan iklim juga mengganggu keseimbangan antara populasi serangga hama, musuh alamiahnya, dan tanaman inang.

"Adanya gangguan sinkronisasi antara tanaman inang dan perkembangan serangga (hama). Peningkatan temperatur akan lebih mendukung perkembangan hama dan daya hidup hama pada musim dingin/penghujan," jelas Gamal.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement