Jumat 10 Aug 2012 07:22 WIB

Harga Telur Mahal, Kue Lebaran Ikut Naik, Berapa?

Pedagang memilah telur ayam disalah satu agen teur di kawasan Bukit Duri, Jakarta, Jumat (13/7). Jelang bulan puasa harga telur ayam terus melonjak hingga mencapai Rp.20.000/kg dari harga sebelumnya Rp.16.000/kg.
Foto: republika/prayogi
Pedagang memilah telur ayam disalah satu agen teur di kawasan Bukit Duri, Jakarta, Jumat (13/7). Jelang bulan puasa harga telur ayam terus melonjak hingga mencapai Rp.20.000/kg dari harga sebelumnya Rp.16.000/kg.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR---Harga telur ayam di sejumlah pasar di Kota Bogor, Jawa Barat, bertahan Rp 16.000 per kilogram setelah mengalami kenaikan sejak awal Ramadhan.

"Sudah satu minggu harganya turun Rp 16.000," kata seorang pedagang kebutuhan pokok di Pasar Warung Jambu Kota Bogor, Jajang di Bogor, Jumat.

Jajang mengaku tidak mengetahui penyebab turunnya harga telur, padahal sejak awal Ramadhan menembus Rp 19.000 per kilogram.

Sebelum Ramadhan, harga jual telur ayam broiler tersebut hanya Rp1 5.500 per kilogram, namun kemudian merangkak naik seiring datangnya Ramadhan. "Kurang tahu juga kenapa turun, sudah dari agennya segitu," katanya.

Ia mengatakan, harga telur kemungkinan dapat naik lagi mendekati Lebaran seiring meningkatnya jumlah pembeli.

Pembelian telur selama Ramadhan terus meningkat, selain untuk kebutuhan sehari-hari, juga menjadi bahan utama pembuatan kue.

Jajang mengaku, selama Ramadhan menyetok 10 peti telur setiap hari untuk memenuhi kebutuhan selama Bulan Puasa hingga Lebaran. "Biasanya cuma beli lima peti, selama Ramadhan saya stok sampai 10 peti," katanya.

Selain telur, gula juga masih mendominasi kenaikan harga kebutuhan pokok di pasar-pasar setempat, namun harganya bertahan Rp13.000 per kilogram.

"Gula masih sama harganya dari awal Ramadhan sampai sekarang masih Rp13.000 per kilogramnya," kata seorang pedagang gula di Pasar Anyar Kota Bogor Cecep.

Meski harga gula mengalami kenaikan, katanya, tidak memengaruhi tingkat penjualan di pasaran. "Pembelian normal, malah lebih banyak yang beli saat Ramadhan karena untuk buat kue Lebaran," katanya.

Harga yang mahal gula dan telur membuat sejumlah ibu rumah tangga "mengelus dada".

Seorang warga Jalan Menteng Bogor Wati (55) mengaku, terpaksa mengeluarkan uang ekstra untuk membeli gula dan telur sebagai bahan pembuatan kue Lebaran.

Mahalnya harga gula dan telur membuat Wati terpaksa menaikkan harga jual kue Lebaran produksinya yang per toples menjadi Rp 40.000, sedangkan sebelumnya Rp 35.000.

"Ya terpaksa mau gimana lagi, karena modalnya juga mahal jadi harga kue Lebarannya juga disesuaikan dengan harga bahan pokoknya," kata dia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement