REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan), lembaga pemerintahan non departemen yang kerap menangani problema nuklir di Indonesia ternyata telah lama menghasilkan produksi padi yang berkualitas. Namun sayangnya potensi tersebut masih belum banyak diketahui oleh masyarakat di tanah air.
''Hal tersebut terlihat saat saya mengundang para bupati dan pejabat-pejabat daerah lainnya, ternyata banyak yang tidak tahu keberadaan Batan. Padahal Batan mampu menghasilkan padi berkualitas yang bisa memproduksi 8-9 ton beras per hektare tiap panen dan berumur lama. Sedangkan untuk ukuran padi umumnya, biasanya hanya mampu memproduksi 4-5 ton beras, kemudian umurnya pendek serta sering terkena hama,'' kata Menristek Gusti Muhammad Hatta saat ditemui wartawan di Hotel Gran Royal Panghegar, Rabu (8/8).
Gusti mengatakan pada awalnya orang banyak yang tidak mengetahui padi Batan tersebut. Namun setelah para pejabat dikumpulkan mereka langsung bergerak untuk mengadakan kerja sama.
''Makanya saya sekarang rajin mengundang bupati dan pejabat lainnya dari beberapa provinsi ditambah dengan kepala-kepala Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) untuk membawanya kedaerah-daerah dalam rangka memperkenalkan teknologi produksi Indonesia,'' ujarnya.
Tidak hanya itu, lanjutnya, Batan juga bergerak dalam bidang pakan ternak dan kesehatan. ''Tapi sekali lagi masih banyak yang tidak tahu, maka dari itu dengan hadirnya moment Harteksnas semua masyarakat terutama para pejabat pemerintahan daerah dapat mengetahui serta memanfaatkannya,'' tuturnya.