Rabu 08 Aug 2012 18:06 WIB

Hiii... Hati Sapi Rusak Dijual Bebas

Rep: S Bowo Pribadi/ Red: Djibril Muhammad
Daging sapi (ilustrasi)
Foto: Wihdan Hidayat/Republika
Daging sapi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG — Bahan makan yang berasal dari hewan ‘bermasalah’ ditemukan masih di jual bebas di pasar tradisional di Kota Semarang. Petugas Dinas Peternakan dan Pertanian Kota Semarang mendapati hati sapi tidak layak konsumsi ini dalam razia daging di Pasar Wonodri, Semarang, Rabu (8/8).

Hati sapi ini mengandung obat-obatan untuk mengobati penyakit cacing hati pada sapi. "Sehingga kondisinya rusak karena pengaruh obat-obatan yang diberikan pada sapi yang terserang cacing hati," ungkap Kabid Peternakan Dinas Pertanian Kota Semarang, Sutrisno Jatmiko.

Akibatnya, lanjut dia, kondisi hati sapi ini menjadi keras dan sisa cacing hati yang telah mati juga masih tertinggal di sebagian bahan makanan sumber hewan tersebut. Sehingga hati sapi ini tidak layak konsumsi.

Seharusnya, masih lanjut Sutrisno, sisa cacing ini dibuang atau bagian hati yang masih mengandung cacing ini juga tidak dijual bebas. "Walau tidak berbahaya, namun sebaiknya dipisahkan terlebih dahulu," kata Sutrisno.

Pedagang yang kedapatan menjual daging tidak layak konsumsi tersebut, diberi peringatan agar tidak menjual daging atau hati sapi dengan kondisi yang sama. Sedangkan hati sapi tersebut disita untuk dimusnahkan.

Ia juga menyampaikan, pengawasan peredaran daging sapi menjelang Lebaran kali ini akan banyak dilakukan. Sebab pada saat lebaran, diperkirakan kebutuhan daging akan melonjak hingga 50 persen.

Daging sapi, yang beredar di Pasar Wonodri ini umumnya berasal dari RPH Ampel Boyolali. Pengawasan dilakukan untuk mengontrol peredaran daging sapi menjelang Lebaran.

Diharapkan, pedagang lebih memperhatikan kesehatan agar tidak merugikan konsumen. "Menjelang Lebaran ini, masyarakat harus mendapatkan jaminan bahan makanan yang akan mereka konsumsi benar- benar layak dan tidak bermasalah," ungkapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement