REPUBLIKA.CO.ID, SIDOARJO - Meningkatnya konsumsi jelang lebaran, berpotensi menipisnya stok pangan. Namun demikian, pemerintah melalui Menteri Pertanian (Mentan) Republik Indonesia, Suswono memastikan stok pangan khususnya di wilayah timur Indonesia aman jelang hingga setelah lebaran.
Pernyataan itu disampaikan Suswono ketika memantau persediaan stok beras di gudang Badan Urusan Logistik (Bulog) Buduran Sidoarjo dan usai penandatanganan nota kesepahaman Gabungan Perusahaan Makanan Ternak (GPMT), iPasar dan Kementrian Pertanian di PT Sierad Produce, Tbk, Wonoayu, Sidoarjo.
"Untuk stok pangan lebaran tahun ini, terutama di wilayah timur sudah sangat cukup, memang kecuali kacang tanah dan kedelai. Jadi tidak ada alasan untuk harga pangan melambung di tahun ini," ungkap Suswono kepada Republika, Rabu (8/8).
Suswono mengungkapkan, hal itu dikarenakan di wilayah timur hanya ada dua sentra produksi pangan. Yaitu Jawa Timur dan Sulawesi Selatan. Dan Jawa Timur, jelas dia, adalah salah satu sentra produksi tanaman pangan.
"Wilayah produksi ini tidak menghadapi masalah pertanian yang berarti, walau pun musim kemarau sudah masuk," ungkapnya. Saat ini hasil produksi tanaman pangan di Jawa Timur masih sangat bagus, hasil produksi padi di Jawa Timur bahkan 40 persennya cukup untuk wilayah Indonesia timur.
Diungkapkannya, kalau untuk beras relatif aman. Karena serapan beras di Bulog Jawa Timur semakin baik, pada tahun lalu hanya 400 ribu ton. Padahal saat ini per tanggal 8 Agustus, Bulog sudah menyerap 900 ribu ton dari beras petani.
"Target serapan Bulog di Jatim hingga akhir tahun mencapai 1,1 juta ton," katanya ketika memantau stok beras di Gudang Bulog di Buduran, Sidoarjo.
Untuk mengantisipasi permainan harga beras di pedagang tengkulak. Mentan mengutarakan, raskin ke-13 sudah mulai dibagikan hingga sebelum lebaran. Jadi, terang dia, tidak ada alasan warga Jatim dan wilayah Indonesia Timur panik, karena tipisnya persediaan dan kenaikan harga yang tinggi.
Mentan pun mengimbau kepada pelaku usaha, agar tidak berupaya melakukan penimbunan atau menaikkan harga di atas normal, karena stok yang ada cukup hingga akhir lebaran.
Ditemui di lokasi yang sama, Kepala Bulog Jawa Timur, Rito Angky Pratomo mengatakan, stok beras di Jatim sebagiannya memang dikirim ke luar provinsi. Jatim, terang Angky, memang menjadi andalan ketika persediaan Indonesia timur yang menipis.
"Terakhir kita sudah mengeluarkan 300 ribu ton stok beras dari Jatim untuk persediaan seluruh Indonesia, termasuk wilayah timur," pungkas Angky.