REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA---Pengamat ekonomi Agus Eko Nugroho memperkirakan laju inflasi pada Agustus 2012 akan naik sekitar 100 persen dari sebelumnya di kisaran 0,5 persen menjadi sekitar satu terkait Ramadhan dan Idul Fitri.
"Kenaikan inflasi pada bulan ini sangat signifikan karena memang sumbangan terbesar inflasi terjadi pada periode ini yaitu ketika Ramadhan dan menjelang Idul Fitri," kata Agus menanggapi dampak Ramadhan dan Idul Fitri terhadap laju inflasi di Jakarta.
Ekonom Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) itu menjelaskan pemerintah seharusnya bisa mengantisipasi lebih awal peningkatan inflasi tersebut dengan melakukan operasi pasar dan pelaksanaan ketat regulasi untuk menstabilkan harga.
Ia mencontohkan penjualan tiket angkutan yang juga mendorong peningkatan inflasi. "Harus ada pelaksanaan secara ketat peraturan tarif tiket mudik yang menyumbang peningkatan inflasi, selain harga kebutuhan pangan," katanya.
Ia menilai pemerintah seharusnya sudah memperkirakan kondisi inflasi tersebut karena terjadi secara rutin dari tahun ke tahun. "Kondisi seperti merupakan kondisi musiman sehingga setiap tahun pasti ada," katanya.
Menurut dia, kondisi musiman tersebut seharusnya dapat diantisipasi untuk menekan angka inflasi agar tidak terjadi peningkatan signifikan. "Berbeda dengan faktor alam, seperti kekeringan dan gelombang tinggi yang sulit diprediksi. Kondisi alam itu juga mempengaruhi mengingat sistem perdagangan kita antarpulau," katanya.
Berdasarkan data Badan Pusat statistik (BPS), inflasi pada Juni 2012 mencapai 0,62 persen dan pada Juli 2012 naik hingga 0,7 persen dengan kenaikan bahan pangan sebagai penyumbang terbesar. Laju inflasi tahun kalender pada Juli 2012 mencapai 2,5 persen dan inflasi tahunan mencapai 4,56 persen.
Agus memperkirakan hingga akhir 2012 akumulasi inflasi bisa mencapai lima hingga enam persen. "Jika inflasi bisa ditekan menjadi di bawah satu persen, hal itu merupakan prestasi yang luar biasa," katanya.