Selasa 07 Aug 2012 13:09 WIB

Investor Ogah Datang Ke Indonesia, Begini Lho Komentar Presiden

Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Foto: Rumgapres/H Abror Rizki
Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA---Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengungkapkan investor asing tidak akan berinvestasi di Tanah Air bila pasokan listrik terganggu.

"Kalau listrik terganggu, investor juga enggan berinvestasi ya, karena listrik tidak ada," kata Presiden Yudhoyono dalam pidatonya pada acara Rapat Terbatas di kantor Pertamina Persero, Jakarta.

Presiden menyadari, dahulu masyarakat Indonesia sulit mendapatkan pasokan listrik. Kini, dengan adanya pembangkit berkapasitas 10.000 megawatt (MW) tahap pertama disusul dengan tahap ke dua, maka kebutuhan masyarakat akan listrik dapat terpenuhi.

Kepala Negara juga mengajak bangsa Indonesia menghormati kontrak-kontrak yang terjalin dengan investor asing, sebab Indonesia salah satu negara terbesar di ASEAN serta mengambil bagian dari percaturan bisnis internasional.

Ia mengakui sejumlah kontrak yang terjalin di masa lalu sangat tidak adil dan merugikan bangsa Indonesia. Kendati demikian, ia berharap bangsa Indonesia menghormati kontrak yang terjalin saat ini.

Berdasarkan data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, realisasi proyek percepatan pembangkit listrik 10.000 MW tahap pertama hingga Juli 2012, di mana kapasitas pembangkit listrik tenaga uap yang mulai beroperasi secara komersial, mencapai 4.450 MW, atau 45 persen dari total kapasitas proyek.

Akhir tahun ini, pemerintah memproyeksikan penambahan kapasitas pembangkit dalam proyek pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) 10.000 MW tahap satu sebesar 1.500 MW. Artinya, total kapasitas pembangkit listrik secara kumulatif sampai akhir tahun ini mencapai 6.000 MW.

Sementara proyek pembangkit 10.000 MW tahap ke dua, total kapasitas pembangkit listrik mencapai 10.047 MW, dengan rincian antara lain pembangkit listrik tenaga air 1.753 MW (17,4 persen), pembangkit listrik tenaga panas bumi 4.925 MW (49 persen), PLTU 3.025 MW (30,1 persen) dan pembangkit listrik tenaga gas 280 MW (2,8 persen).

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement