REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR - Karyawan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Legian di kawasan simpang siur, Kuta, Bali, pada senin (6/8) sempat dibuat panik. Ancaman teror bom yang berasal dari seorang penelepon misterius membuat aktivitas di perkantoran tersebut lumpuh seketika.
"Ancaman bom lewat telepon itu diterima pertama kali oleh costumer service kami pada pukul 14.55 Wita," kata Branch Manager BPR Legian Tjok Agung Mahavir.
Beruntung kepanikan tersebut dapat teratasi setelah seorang karyawan menghubungi pihak kepolisian terkait adanya ancaman itu. Tak lama setelah laporan, tim Gegana Polda Bali melakukan penyisiran di seluruh sudut ruangan lembaga perkreditan yang terletak di kawasan padat tersebut.
"Penyisiran berlangsung sekitar satu jam. Selama para petugas melakukan pencarian terhadap benda mencurigakan aktivitas pun berhenti," ujarnya. Agung menjelaskan, para pegawai menunggu di luar gedung selama proses penyisiran berlangsung sesuai prosedur yang berlaku.
Setelah dilakukan penyisiran, ternyata tidak ditemukan benda berbahaya seperti yang disebutkan oleh penelepon misterius itu. "Aktivitas kantor dan layanan pun kembali berlangsung setelah penyisiran berakhir," katanya.
Sementara itu, Mustinah, salah seorang warga di sekitar lokasi, mengaku, hanya melihat banyak polisi dan pegawai berada di luar gedung BPR tersebut, namun tak mengetahui secara pasti penyebabnya. "Saya hanya mendengar kalau bank itu diancam teror bom," ucapnya singkat.
Kapolresta Denpasar Kombes I Wayan Sunartha mengatakan, berdasarkan hasil penyisiran yang dilakukan Gegana Polda Bali tidak ditemukan benda membahayakan di BPR Legian.