REPUBLIKA.CO.ID, PALU - Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sulawesi Tengah mendukung gagasan Kementerian Agama setempat mengenai gerakan sadar wakaf tunai sebagai salah satu solusi pemberdayaan ekonomi umat.
"Gagasan ini bagus sekali. Dulu juga saya pernah mewacanakan hal ini tetapi belum mendapat respons," kata Sekretaris Apindo Sulawesi Tengah Achrul Udaya di Palu, Senin (6/8).
Sebelum gagasan tersebut diimplementasikan di lapangan, ia menyarakan, pemerintah perlu membangun sistem pengelolaan wakaf yang profesional agar menambah semangat orang untuk berwakaf.
"Kita mau lembaga yang mengelola benar-benar profesional. Lembaga pengelola itu harus teruji dan punya mekanisme pengelolaan yang terencana dan terbuka karena ini terkait dengan dana umat," kata Achrul.
Kalangan pengusaha selama ini, menurut dia, bukan berarti enggan memberikan wakaf tunai, namun banyak pengusaha yang masih mempertanyakan akuntabilitas lembaga pengelolaan dana-dana umat.
"Kalau lembaganya profesional, terbuka, jangankan Rp100 ribu per bulan lebih dari itu pun banyak yang mau memberikan wakafnya," kata Achrul.
Selama ini, kata dia, dirinya belum melihat adanya laporan pengelolaan keuangan dari badan amil zakat yang terbuka.
Kondisi ini membuat banyak pihak lebih senang memberikan langsung sebagian hartanya melalui infaq dan sedekah kepada sasaran yang dituju.
Achrul mengatakan, jika pemerintah sudah membuat lembaga yang profesional dalam pengelolaan dana-dana umat, dirinya yakin banyak donator yang siap untuk membantu.
"Jangankan Rp 100 ribu per bulan, Rp 100 per hari saja, dikali jumlah penduduk muslim, itu jumlahnya sudah cukup banyak," katanya.
Dia mengatakan, eksis atau tidaknya lembaga pengelolaan uang umat melalui wakaf tunai tergantung dari pengelola yang dibentuk oleh pemerintah daerah.
Sebelumnya, Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Sulawesi Tengah Mochsen Alidrus pada peringatan 17 Ramadhan 1433 Hijriyah mengatakan, pemerintah perlu mendorong adanya gerakan sadar wakaf tunai.
Mochsen memperkirakan, potensi wakaf tunai dari umat muslim di Sulawesi Tengah bisa mencapai Rp2,4 trilun per tahun. Dana tersebut bisa dikelola untuk pemberdayaan ekonomi umat dan memberantas kemiskinan di daerah ini yang jumlahnya masih mencapai 15 persen dari 2,6 juta jiwa. [mad]