REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua DPR RI, Marzuki Alie meminta agar Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Polri bekerjasama dalam mengatasi kasus korupsi Simulator SIM. Sebab, menurut Marzuki koordinasi kerja natar dua pihak akan lebih baik.
“Duduk bersama, dengan pemikiran yang sama. Bagaimana semua ini bisa di koordinasikan untuk ditangani bersama. Cari cara, dan dengan koordinasi kerja akan lebih baik,” ujarnya saat ditemui di Gedung Parlemen, Senin (6/8).
Namun, sebelumnya, Marzuki berpendapat agar mind set dari kedua instansi penegakkan hukum ini harus disamakan dalam menangani kasus ini. Hal ini dilakukan agar tidak ada silang pendapat di antara keduanya.
Apalagi, jelas Marzuki, pada dasarnya Polri dan KPK memiliki visi dan cita-cita yang sama yaitu, memberantas korupsi. "Antara Kepolisian dan KPK adalah dua lembaga penegak hukum punya cita-cita berantas korupsi. Dulu Polri, tidak dipercaya lalu muncul KPK,” jelasnya.
Politikus Partai Demokrat ini juga berharap agar semua pihak tidak lagi memperuncing hubungan kedua instansi penegak hukum ini. Sebab, semestinya KPK dan Polri justru bekerjasama dalam menghadapi dan menyelesaikan kasus tersebut.
“Makanya, duduk sama-sama. Jangan bilang tidak bisa, bisa saling pinjam meminjam. Jangan memperuncing, seolah ini ego sektoral. Saya kira gak begitu. Polri juga sudah berjanji melakukan beres-beres internal, jangan suudzon (buruk sangka) bahwa KPK yang terbaik,” papar Marzuki.
Hari ini, Senin (6/8) KPK dan Polri melakukan pertemuan berdasarkan kewenangan dengan didampingi mantan-mantan petingi Polri.