REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Krisis air yang terjadi di pantai Utara Kabupaten Cirebon membuat warga resah. Untuk itu warga meminta pemerintah setempat bisa mengolah air laut menjadi layak konsumsi.
"Warga Pantura Kabupaten Cirebon pada musim kamarau hanya mengandalkan kiriman air bersih dari pemerintah setempat karena sumber air kering. Mereka sempat membuat sumur artesis namun hasilnya keluar air panyau sehingga tetap tidak bisa dikonsumsi, harapannya air laut diolah bisa diminum," kata Narto warga Pantai Utara di Kecamatan Kapetakan Kabupaten Cirebon kepada wartawan, Sabtu.
Sumber air yang biasa digunakan oleh warga seperti sumur gali dan aliran sungai kini mengering, kata Narto, sering mereka mengeluhkan hal tersebut, namun hingga saat ini paling hanya dikirim air PDAM dengan jumlah terbatas. Dampaknya berebut air.
Ason Sukarsa Wakil Bupati Cirebon menuturkan, kesulitan air bersih di daerah Pantura Kabupaten Cirebon, terutama wilayah perbatasan dengan Kabupaten Indramayu terjadi setiap musim kemarau. Pemerintah hanya bisa mengirim sekitar tiga mobil tangki setiap desa. Pasti mereka kekurangan karena jumlah penduduknya cukup banyak.
Pengiriman air oleh PDAM dilakukan selama 24 jam karena wilayah yang mengalami kekeringan, kata dia, tersebar mulai dari Cirebon Utara, Timur, bahkan hingga perbatasan dengan Majalengka.
Sementara itu Irfan Surya Negara ketua DPRD Jawa Barat menuturkan, permintaan dari masyarakat Pantura Kabupaten Cirebon terhadap pemerintah untuk bisa mengolah air laut supaya bisa diminum cukup berasalan karena daerah tersebut tidak memiliki sumber air, bahkan sumur artesis airnya panyau.