Jumat 03 Aug 2012 18:04 WIB

Korban Banjir Ambon Mulai Bersihkan Lumpur

  Warga melintasi lokasi bekas banjir di kawasan Batu Merah Dalam, Kecamatan Sirimau, Kota Ambon, Maluku, Rabu (1/8) sore.
Foto: Embong Salampessy/Antara
Warga melintasi lokasi bekas banjir di kawasan Batu Merah Dalam, Kecamatan Sirimau, Kota Ambon, Maluku, Rabu (1/8) sore.

REPUBLIKA.CO.ID, AMBON -- Ratusan warga sipil maupun keluarga anggota TNI-AD di berbagai sudut kota membersihkan rumah serta perabotan mereka yang terendam banjir bercampur lumpur.

"Kebetulan hari ini tidak turun hujan jadi kami manfaatkan untuk membersihkan kursi, tempat tidur, kasur, peralatan memasak maupun pakaian yang terendam banjir dan lumpur akibat bencana banjir sejak tiga hari lalu," kata Mervin (43), salah satu warga Pulau Gangsa, Kecamatan Sirimau di Ambon, Jumat.

Mereka juga sibuk membersihkan lantai rumah dan dinding yang penuh lumpur menggunkan sapu lidi, sikat dan air bersih berulang kali karena kotoran yang melekat cukup tebal dan menimbulkan aroma kurang sedap.

Kondisi serupa juga dilakukan warga di kawasan Skip, Kadewatan dan Tanah Tinggi yang terkena banjir akibat luapan air sungai ditambah jebolnya talur penahan banjir pada beberapa titik di bantaran sungai tersebut.

Kawasan ini dialiri sungai yang mengalir dari Skip Dalam dan bermuara di pantai Mardika Ambon. Luapan air setinggi leher orang dewasa ini juga merendam beberapa barak asrama militer (Asmil) Peralatan Kodam (Paldam) XVI/Pattimura sehingga keluarga anggota TNI-AD ini sibuk membersihkan lantai rumah serta seluruh perabotan mereka.

Sama halnya dengan warga sipil dan dan anggota TNI-AD di kawasan Batumerah Dalam yang sibuk membersihkan rumah mereka dari genangan banjir disertai lumpur.

Surutnya air sungai di kawasan Skip juga dimanfaatkan sejumlah warga untuk memulung besi-besi tua dan barang elektronik milik masyarakat yang hanyut saat terjadi bencana banjir besar sejak Rabu (1/8) hingga Kamis kemarin.

Badan Penanggulangan Bencana daerah (BPBD) Maluku melaporkan, sedikitnya 11 orang meninggal dunia dan lima lainnya dinyatakan hilang ketika terjadi bencana alam banjir dan tanah longsor pada 1 Agustus 2012.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement