REPUBLIKA.CO.ID, TANJUNGPINANG -- Remitansi atau pengiriman uang dari tenaga kerja Indonesia (TKI) di luar negeri ke keluarga mereka di kampung halaman menghidupkan perekonomian rakyat. "Roda perekonomian rakyat bergerak, remitansi juga menjadi modal usaha mereka," kata Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan TKI (BNP2TKI) Jumhur di Tanjungpinang, Kepulauan Riau (Kepri), Jumat (3/8).
Hal ini lebih terlihat, katanya, menjelang Hari Raya Idul Fitri ini banyak TKI yang cuti atau habis masa kontraknya, sehingga pulang ke kampung halaman masing-masing. Jumhur menyebutkan remitansi atau jumlah kiriman uang dari TKI lebih dari Rp100 triliun per tahun.
"Jumlah itu 10 persen dari nilai APBN, menempati posisi kedua setelah pendapatan dari sektor migas," katanya. Jumhur menegaskan pemerintah sangat berterima kasih dengan keberadaan TKI yang berjumlah sekitar enam juta orang dan tersebar di lebih dari 40 negara.
"Mereka membantu pemerintah mengatasi kemiskinan dan pengangguran. Roda perekonomian daerah pun bergerak dari remitansi itu," katanya.
Data dari BNP2TKI menunjukkan perolehan devisa dari remitansi TKI yang bekerja di berbagai negara di kawasan Asia pada 2012 sampai dengan Mei mencapai Rp 12 triliun. Sedangkan perolehan devisa dari remitansi TKI yang bekerja di negara-negara di kawasan Amerika, Timur Tengah, Afrika, Eropa, dan Australia pada 2012 sampai dengan Mei sebesar Rp28 triliun. Keseluruhan devisa dari remitansi TKI pada 2012 sampai Mei sebanyak Rp 40 triliun.