REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) bekerja sama dengan sejumlah pemangku kepentingan mengembangkan 16 destinasi wisata baru di sejumlah provinsi.
"Dengan kerja sama dan koordinasi dengan kementerian lain, pemda, dan stakeholder, kami terus berupaya mengembangkan 16 destinasi wisata sehingga diharapkan akan ada lebih banyak pilihan destinasi," kata Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Mari Elka Pangestu di Jakarta, Kamis.
Sebagian besar destinasi yang dikembangkan tersebut merupakan wisata minat khusus yang menjadi salah satu program aksi untuk tiga tahun mendatang untuk terus dikembangkan. Menurut Mari, strategi promosi wisata minat khusus perlu semakin ditingkatkan karena potensinya yang semakin besar di mana diantaranya "trekking", "snorkeling", "diving", dan golf.
"Untuk wisata minat khusus kami sudah dan sedang menyusun program aksi untuk 3 tahun mendatang untuk meningkatkan wisata bahari terutama menyelam, wisata rekreasi olahraga antara lain golf, wisata kapal pesiar, dan wisata MICE," katanya.
Fokus pengembangan 16 destinasi wisata yang dimaksud meliputi Medan-Toba dan sekitarnya untuk daya tarik geowisata, Kepulauan Seribu untuk bahari, Jakarta dan sekitarnya untuk budaya-pusaka, Borobudur dan sekitarnya untuk budaya-pusaka, Bromo-Tengger-Semeru dan sekitarnya untuk ekowisata, dan Kintamani-Danau Batur dan sekitarnya untuk geowisata.
Selain itu Menjangan-Pemuteran dan sekitarnya di Bali untuk bahari, Kuta-Sanur-Nusa Dua dan sekitarnya di Bali untuk bahari, Rinjani dan sekitarnya di NTB untuk ekowisata, Komodo dan sekitarnya di NTT untuk ekowisata, dan Ende-Kelimutu dan sekitarnya di NTT untuk ekowisata.
Destinasi lain meliputi Tanjung Puting dan sekitarnya di Kalimantan Tengah untuk ekowisata, Toraja dan sekitarnya di Sulawesi Selatan untuk budaya-pusaka, Bunaken dan sekitarnya di Sulawesi Utara untuk bahari, Wakatobi dan sekitarnya di Sulawesi Tenggara untuk bahari, dan Raja Ampat dan sekitarnya di Papua Barat untuk bahari.
"Total fokus pengembangan destinasi wisata ada di 12 provinsi yang dikhususkan pada pemeliharaan, revitalisasi, dan beberapa di antaranya rintisan dan pembangunan seperti di Tanjung Puting, Wakatobi, dan Raja Ampat," katanya.
Menurut dia, wisata minat khusus salah satunya harus didukung infrastruktur yang memadai terutama dalam hal peningkatan konektivitas.
"Karena aspek ini menjadi kunci utama untuk mengembangkan wisata minat khusus dan meningkatkan jumlah wisatawan. Tentu diperlukan promosi untuk menggambarkan apa yang bisa dilakukan di destinasi-destinasi tersebut," katanya.