Rabu 01 Aug 2012 15:13 WIB

Libur Produksi, Tahu Tempe Menghilang di Pasaran

Rep: Riga Nurul Iman/ Red: Chairul Akhmad
Seorang perajin tahu tempe tengah menyelesaikan pembuatan tahu.
Foto: Republika/Adhi Wicaksono
Seorang perajin tahu tempe tengah menyelesaikan pembuatan tahu.

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI – Rencana aksi mogok produksi tahu dan tempe di Kota/Kabupaten Sukabumi akhirnya benar-benar terjadi. Dampaknya, keberadaan tahu dan tempe hilang di pasaran.

Dari pantauan di Pasar Pelita Kota Sukabumi Rabu (1/8) pagi menunjukkan, keberadaan tahu dan tempe sulit ditemui. Para pedagang di pasar mengaku kesulitan mendapatkan pasokan tahu dan tempe dari perajin.

“Sebagian besar perajin tahu dan tempe memang berkomitmen libur produksi dulu,” kata Manajer Koperasi Tahu dan Tempe Indonesia (Kopti) Kota Sukabumi, Muhammad Badar.

Libur produksi tahu dan tempe akan berlangsung selama tiga hari mulai 1 Agustus hingga 3 Agustus mendatang. Pilihan libur berjualan secara bersama-sama ini dinilai efektif dibandingkan bila dilakukan sendiri-sendiri.

Menurut Badar, langkah ini diambil untuk merubah harga kedelai yang kini mahal di pasaran. Kenaikan harga kedelai sekitar 30 persen hingga 40 persen dinilai sangat memberatkan para perajin tahu dan tempe.

Namun, kata Badar, Kopti tetap memberikan keleluasaan bagi perajin yang ingin memproduksi tahu dan tempe. Intinya, mogok produksi tidak akan memberatkan perajin tahu dan tempe serta tidak meresahkan masyarakat.

Lebih lanjut Badar menerangkan, setelah libur berjualan selama tiga hari rencananya para perajin akan menaikkan harga tahu dan tempe sekitar 30 hingga 40 persen. Kenaikan disesuaikan dengan perkembangan harga kedelai di pasaran.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement