REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA---Peristiwa kebakaran tampaknya masih menjadi momok menakutkan bagi warga yang bermukim di wilayah Jakarta Barat. Buktinya, sepanjang Januari hingga Juli ini saja, sudah terjadi sebanyak 106 kasus kebakaran di wilayah tersebut. Angka ini mengalami peningkatan yang cukup signifikan jika dibandingkan tahun lalu yang hanya mencapai 80 kasus.
Kasie Operasional Sudin Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana (Damkar dan PB) Jakarta Barat, Sutarno mengatakan, dengan adanya jumlah peningkatan kasus dalam setahun terakhir menandakan, wilayah Jakarta Barat masih merupakan daerah rawan kebakaran.
Untuk penyebab kebakaran sendiri, diungkapkan Sutarno, masih didominasi oleh hubungan pendek arus listrik. Rinciannya, sebanyak 74 berasal dari korsleting listrik, kompor 8 kasus, rokok 6 kasus dan lain-lain sebanyak 18 kasus.
"Sekitar 90 persen kasus kebakaran di Jakarta Barat disebabkan oleh korsleting listrik. Terlebih masih banyak jaringan listrik yang tumpang tindih, terutama di kawasan Tambora," ujar Sutarno.
Dari 106 kasus kebakaran itu, total bangunan yang terbakar sebanyak 520 dengan luas areal yang terbakar mencapai 142.466 meter persegi dengan kerugian mencapai sekitar Rp 39 miliar. Sedangkan untuk korban jiwa mencapai lima orang dan 16 warga mengalami luka bakar serta tiga petugas mengalami luka-luka.