Rabu 01 Aug 2012 06:31 WIB

Chevron Siap Jalani Audit Bioremediasi

Chevron
Foto: indomigas.com
Chevron

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--PT. Chevron Pacific Indonesia mengaku siap menjalani proses audit terkait bioremediasi yang diduga sebagai bentuk penyelewengan proyek.

"Kami siap melakukan proses audit terkait bioremediasi karena tujuan program tersebut jelas untuk memenuhi syarat pengelolaan lingkungan yang baik," kata Manajer Bidang Komunikasi Chevron Dony Indrawan saat buka bersama di Jakarta, Selasa.

Dony menjelaskan persengketaan atau keluhan-keluhan soal bioremediasi yang ditujukan kepada Chevron juga terkait dengan Badan Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (BP Migas).

Bioremediasi merupakan salah satu teknologi pengurangan polutan, yakni mengurai limbah minyak mentah dengan bantuan mikroorganisme yang dapat meghasilkan enzim-enzim untuk memodifikasi polutan beracun dengan mengubah struktur kimia polutan tersebut.

Dia menjelaskan pihaknya siap menjalani proses yang mulai dari audit, mediasi hingga arbitrase. "Saya menduga adanya perbedaan penafsiran atas program terkait dokumentasi dan semua ini pasti ada solusinya," kata dia.

Dony menambahkan lingkungan merupakan fokus dari perusahaan yang sudah bermitra dengan Indonesia selama lebih dari 80 tahun itu. "Kita mempunyai sebanyak 97 laboratorium di lapangan dalam wilayah operasi Chevron," katanya.

Dia optimistis akan mengembangkan teknologi baru kedepannya. "Kami akan menambah eksplorasi di Irian Barat dan akan mengoptimalkan energi panas bumi yang dinilai efisien untuk pembangkit listrik," katanya.

Total produksi Chevron pada 2011 dari semua area operasi rata-rata 442 ribu barel per hari dan sebanyak 636 juta kubik gas alam per hari.

Bioremediasi merupakan teknologi yang masih dinilai baru dan hingga kini masih banyak dilakukan penelitian untuk mengetahui cara teknologi tersebut mengurai limbah.

Bioremediasi merupakan proyek lingkungan yang dilakukan sejak 2003 di Riau.

Selain bioremediasi, saat ini Chevron telah menggunakan teknologi injeksi uap (steam-flood ?red) sebagai pengembangan untuk meningkatkan produksi dan telah diterapkan sebanyak 80 persen di lapangan.

Selain itu, pengeboran telah dilakukan di 212 sumur produksi, 58 sumur injeksi uap dan sumur observasi di kawasan Duri, Riau sejak 2011.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement