Senin 30 Jul 2012 23:20 WIB

Kabut Asap Riau Berpotensi Ganggu Penerbangan

Sejumlah pengendara menyalakan lampu ketika melintas di tengah kabut asap di Pekanbaru, Riau, Ahad (10/7).
Foto: Antara/FB Anggoro
Sejumlah pengendara menyalakan lampu ketika melintas di tengah kabut asap di Pekanbaru, Riau, Ahad (10/7).

REPUBLIKA.CO.ID,Kabut asap sisa kebakaran hutan atau lahan di sejumlah wilayah Sumatera kembali menyelimuti sebagian wilayah Riau termasuk Pekanbaru, dan jika terus berlanjut maka cukup berpotensi menganggu aktivitas penerbangan.

"Kemunculan kabut asap mulai tampak sebenarnya sudah sejak beberapa hari terakhir. Hingga saat ini masih terus berlanjut," kata analis Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru, Aristya Ardhitama, di Pekanbaru, Senin.

PEKANBARU--Kemunculan kabut asap tersebut menurut Ardhitama perpotensi akan berlanjut hingga beberapa hari ke depan mengingat tingkat membaranya api kebakaran hutan atau lahan yang masih cukup tinggi.

Belum lagi, demikian Ardhitama, kondisi cuaca yang sejak beberapa hari ini memang terasa panas dengan temperatur yang maksimum mencapai 35 derajat Celsius.

"Panas yang sedemikian biasanya akan merangsang terjadi kebakaran bahkan pembakaran hutan untuk wilayah Sumatra khususnya Riau hingga akhirnya memunculkan kabut asap dan hingga mengganggu penerbangan di bandara," katanya.

Ardhitama menjelaskan, Satelite NOAA-18 terakhir di tanggal 29 Juli 2012 mendeteksi kemunculan titik api (hotspot) untuk wilayah Sumatera yakni sebanyak 122 titik.

Titik api terbanyak berada di daratan Sumatra Selatan yakni 60 titik, katanya, kemudian disusul oleh Riau yakni 34 titik panas.

Titik panas juga terdeteksi di daratan Bangka Belitung ada sebanyak 15 titik, Sumatra Utara ada sebanyak sepuluh titik, kemudian Sumatra Barat, Jambi dan Lampung masing-masing hanya ada satu titik panas.

"Jumlah ini memang jauh berkurang dibandingkan dengan jumlah titik api pada hari-hari sebelumnya. Bahkan di Sumatera sempat mencapai di atas 600 titik," katanya.

Walau demikian, katanya, bukan berarti Riau bebas dari kabut asap mengingat tingkat kebakaran hutan atau lahan pada Juli hingga Agustus 2012 yang masih cukup tinggi.

"Akibatnya, kemunculan titik api di Sumatera cenderung fluktuatif namun masih dimungkinkan meningkat hingga menyebabkan kemunculan asap di berbagai wilayah khususnya Riau," katanya.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement