Ahad 29 Jul 2012 21:56 WIB

Pengusaha Tempe Campur Kedelai dengan Jagung

A home industry produces tempeh in Tanah Merah, Surabaya (illustration)
Foto: Antara/M Risyal Hidayat
A home industry produces tempeh in Tanah Merah, Surabaya (illustration)

REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON - Harga kedelai  yang naik mencapai Rp 8.500 per kilogram membuat pengusaha tempe di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, mulai mencampurkan jagung dan kedelai sehingga sehingga kualitasnya menjadi rendah dan rasanya kurang gurih.

Kurnia, pedagang tahu dan tempe di pasar Kanoman Kota Cirebon, Ahad mengatakan, perajin terpaksa mencampur dengan jagung untuk menghindari kerugian.

Menurut dia produksi tempe yang dicapur jagung jarang diminati pembeli, karena kulitas yang rendah dan rasanya kurang gurih.

Menurut dia, jika harga kedelai bertahan tinggi perajin tempe diperkirakan tidak akan mampu bertahan, karena modal produksi mereka cukup tinggi sedangkan harga penjualan tempe tetap atau tidak dinaikan.

Sementara itu Karnie perajin tempe mengaku, harga kedelai yang mahal dapat menimbulkan kerugian dan bisa membuat para perajin tempe dan tahu di Kabupaten Cirebon terancam gulung tikar.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement