REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Marwan Ja'far, menyatakan pihaknya tidak dapat dipisahkan dari Nahdlatul Ulama (NU). PKB adalah anak kandung Nahdlatul Ulama.
"Itu terbukti dengan adanya acara buka puasa bersama dengan jajaran pengurus DPC, PAC dan Ranting PKB dengan PCNU, Tokoh NU dan Tokoh Masyarakat yang difasilitasi oleh Rois Syuriah NU Kabupaten Grobogan KH. Ali Manshur," jelasnya, Ahad (29/7).
Dalam kunjungan buka puasa bersama di Grobogan-Jawa Tengah, Marwan juga menyampaikan bahwa konsolidasi antara PKB dan NU ini akan dicanangkan sebagai gerakan rutin yang harus dilaksanakan oleh semua stake holder PKB baik yang di DPR, Provinsi maupun di Kabupaten. Targetnya, PKB bisa besar dan jaya, seperti Partai NU pada pemilu 1955 dan PKB pada pemilu 1999.
Sejarah mencatat pada pemilu 1999 PKB memperoleh 13 juta suara nasional atau 12 persen dan menempati urutan ketiga. Pada pemilu 2004 PKB masih tetap bertahan di peringkat tiga dengan perolehan suara 12 juta atau 11 persen walaupun di pemilu 2009 akhirnya turun drastis menjadi 5 persen.
Namun di umur yg ke 14 tahun pada 23 Juli yang lalu PKB meyakini sudah mulai bangkit kembali untuk merebut dukungan yang dulu hilang, apalagi saat ini hubungan NU dengan PKB seperti anak dan ibu kandung yang tak bisa terpisahkan.