Sabtu 28 Jul 2012 16:46 WIB

Bulog Siap Tangani Pengelolaan Kedelai

Rep: Amri Amrullah/ Red: Heri Ruslan
Kedelai
Kedelai

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Setelah protes Pengrajin tempe tahu terkait langka dan mahalnya harga jual kedelai. Pemerintah akhirnya memastikan Badan Urusan Logistik (Bulog) akan segera tangani pengelolaan kedelai untuk menstabilkan stok dan harga kedelai di pasaran.

Staf Khusus Presiden Bidang Pangan dan Energi, Jusuf Gunawan mengatakan, Presiden telah menginstruksikan agar Bulog segera mengambil alih pengelolaan kedelai. Ini demi mengatasi kelangkaan dan naiknya harga kedelai agar dapat dikontrol seperti beras.

"Solusinya adalah Bulog akan mengurusi Kedelai," ungkap Jusuf dalam kunjungan dan operasi pasar di Pasar Wonokromo Surabaya, Sabtu (28/7). Lanjut ia mengatakan, ini adalah solusi jangka panjang yang diambil pemerintah, setelah  pemerintah mengambil solusi jangka pendeknya dengan menghilangkan pajak impor kedelai hingga 0 persen.

Jusuf beralasan, langka dan melonjaknya harga kedelai karena pasokan kedelai tergantung dari Amerika. Sedangkan Amerika saat ini mengalami sedikit masalah dalam pengiriman kedelai ke Indonesia.

Menjawab kesiapan itu, Direktur Bulog, Sutarto Alimoeso menyatakan kesiapannya apabila Bulog kewenangannya kembali seperti dahulu, yaitu tidak hanya mengurusi beras tetapi juga berbagai bahan pangan pokok lainnya.

"Bulog siap saja untuk menangani kedele, karena dari dlu kita sudah dipercayakan mengelola bahan pangan," ujar Sutarto bersamaan ketika operasi pasar di pasar Wonokromo Surabaya.

Lanjut ia mengatakan, Bulog pun siap apabila dipercaya mengelola bahan pangan lain seperti gula, jagung dan minyak goreng. "Karena Bulog sudah memiliki layanan jasa gudang yang sudah terjangkau di seluruh Indonesia dan akan hadirnya 100 Bulog Mart yang akan melayani pembelian grosir berbagai bahan pangan," katanya.

Dengan diambil alihnya pengelolaan kedele oleh Bulog ini, dipercaya akan menjaga persediaan dan stabilitas harga di pasaran. "Bulog nanti punya dua fungsi, melindungi petani kedelai agar tehindar dari perdagangan oligopoli dan menekan harga agar stabil dan sesuai dengan kebutuhan konsumen," papar Wakil Menteri Pertanian Republik Indonesia, Rusman Heriawan.

Rusman pun mengatakan komitmen pemerintah dalam peningkatan produktivitas kedelai dalam negeri. Setelah adanya peran serta Bulog, kita, jelas dia, akan lebih menekankan perhatian pada lahan pertanian dan para Petani kedelai.

"Kita sedang mencari lahan khusus untuk lahan kedelai dan untuk petani kedelai akan kita beri subsidi agar petani kedelai akan terus bertahan memproduksi dan tidak beralih ketanaman lain," jelasnya.

Kunjungan tiga pejabat dari Staf Kepresidenan Bidang Pangan dan Energi, Wakil Menteri Pertanian RI dan Dirut Bulog ke Surabaya ini dalam rangka memantau persedian bahan pangan selama Ramadhan dan jelang Lebaran tahun ini.

Setelah sempat melakukan operasi pasar di Pasar Wonokromo, kunjungan ini kemudian dilanjutkan dengan Panen Raya kedelai di Desa Pager Ngumbuk Kecamatan Wonoayu, Kabupaten Sidoarjo. Yang dilanjutkan dengan kunjungan ke Rumah Potong Hewan, PT Ciomas Adisatwa dan Gudang pusat Bulog Jawa Timur di Buduran.

Ditemui sesaat ketika panen raya, Petani Kedelai yang sempat berbincang dengan Republika mengadukan keluhannya sebagai Petani kedelai selama ini. Suhadi, Petani Kedelai Desa Pager Ngumbuk mengatakan Petani kedelai adalah petani yang seringkali tidak diperhatikan.

"Tapi kalau sudah ada gonjang-ganjing kelangkaan dan mahalnya kedelai begini semua langsung kalangkabut, termasuk mengorbankan petani dengan pajak impor 0 persen," ungkap Suhadi.

Lanjut Suhadi mengatakan, para Petani kedelai sebenarnya siap saja apabila pengelolaan kedelai akan diambil ali langsung oleh Bulog. Asal, terang dia, harga yang diambil Bulog tidak dibawah yang diinginkan Petani. "Kalau Bulog pun ambil dengan harga rendah, mending kami jual ke pengepul," katanya.

Suhadi mengutarakan, untuk harga, keinginan Petani harga jual yang standar Rp 7.500 per kilogram. Karena kalau tidak kelangkaan kedelai, harga sangat jatuh bisa jadi dibawah Rp 5.000 per kilogram.

Kalau harga segitu, terang dia, keuntungan petani kedelai hanya 10 sampai 15 persen, bahkan bisa impas dan tidak ada untung. "Kadangkala kita seringkali keuntungannya dibawah para Petani Sayur," imbuhnya.

Dalam panen raya kedelai di Desa Pager Ngumbuk Kecamatan Wonoayu, Kabupaten Sidoarjo kali ini, Petani berhasil memanen 2,1 ton kacang kedelai dari 7 sampai 8 hektar tanaman kedelai. Hadir dalam panen raya kedelai itu Bupati Sidoarjo, Saifullah dan jajaran Satuan Perangkat Daerah (SKPD) Provinsi Jawa Timur dan Kabupaten Sidoarjo.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement