REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Mantan Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla mengungkapkan adanya sejumlah faktor yang menghambat perkembangan industri di Indonesia antara lain suku bunga bank yang masih tinggi. "Perbankan di Indonesia bunganya tinggi," kata Jusuf Kalla di Kantor Palang Merah Indonesia (PMI) Provinsi DKI Jakarta, Jumat (27/7).
Menurut dia, penentuan suku bunga perbankan di Indonesia lebih tergantung kepada Bank Indonesia (BI) dan bank-bank pemerintah sementara keinginan dunia usaha kurang diperhatikan. Mantan Wapres yang akrab dipanggil JK itu menyebutkan, penghambat perkembangan industri lainnya adalah pasokan energi, masalah logistik dan birokrasi.
"Pasokan energi seperti listrik memang masih belum mencukupi kebutuhan industri di Tanah Air," kata JK yang juga pernah menempati posisi sebagai Menteri Perindustrian dan Perdagangan.
Sementara itu hambatan logistik muncul karena ketersediaan infrastruktur di Indonesia yang belum memadai. JK berpendapat kemacetan jalan sebenarnya menandakan adanya pertumbuhan industri namun infrastruktur yang tersedia tidak memadai.
Kemacetan menimbulkan hamabatan distribusi produk dan memicu biaya ekonomi yang lebih tinggi. Ia menyebutkan, ketika dirinya menjabat Wapres, ada upaya penyelesaian masalah birokrasi misalnya penyederhanaan pengurusan sertifikat, perpajakan, perizinan, dan sebagainya.