REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA---Hasil pendataan yang dilakukan Komisi Penanggulangan AIDS Provinsi (KPAP) DKI Jakarta bersama Dinas Kesehatan DKI Jakarta cukup mengejutkan banyak kalangan. Bagaimana tidak, dari pendataan yang dilakukan akhir tahun 2011 lalu terungkap, sebanyak 345 ibu rumah tangga diketahui terinfeksi HIV. Yang lebih mengkhawatirkan lagi, jumlah itu meningkatkan sebanyak 55 persen dari tahun sebelumnya.
Sekretaris KPAP DKI Jakarta, Rohana Manggala mengaku terkejut dengan pendataan yang dilakukan pihaknya tersebut. Lebih lanjut dikatakan Rohana, para ibu rumah tangga yang terinfeksi HIV itu biasanya tertular dari suami yang melakukan hubungan seks dengan wanita lain. "Kami kaget dengan data yang diperoleh, karena jumlah ibu rumah tangga yang terinfeksi HIV cukup tinggi," ujar Rohana.
Berdasarkan pendataan yang dilakukan terdapat 2.605 penderita HIV/AIDS. Selain ibu rumah tangga, dari data itu juga diketahui sebanyak 680 karyawan menderita HIV/AIDS. Disusul, wiraswasta 297 orang, buruh 139 orang, narapidana 84 orang, mahasiswa dan siswa 59 orang, TNI/Polri 40 orang, PNS 37 orang, dan sopir 29 orang.
Ia menyebutkan, ibu rumah tangga yang tertular HIV/AIDS ini perlu perhatian khusus. Terlebih, mereka tidak diperkenankan hamil di luar rencana karena dikhawatirkan janinnya juga akan tertular HIV/AIDS. "Mereka diperbolehkan hamil tetapi harus sesuai rencana. Selain itu, mereka juga harus mendapatkan dukungan psikologis saat hamil," katanya.
Ia juga mengimbau kepada para suami agar menjaga kesetiaan kepada pasangannya, agar kasus HIV/AIDS pada ibu rumah tangga jumlahnya bisa diturunkan. "Untuk kelompok-kelompok pengguna wanita pekerja seksual sulit untuk ditemui. Sehingga untuk pencegahannya juga agak susah, harus ada kesetiaan dari para suami," tandasnya.