REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA - Pemerintah Jawa Timur (Jatim) melalui Badan Ketahanan Pangan Provinsi memastikan bahwa minusnya ketersediaan kacang kedele di Jawa Timur akan berlangsung hingga akhir tahun 2012 ini.
Kepala Sub Bidang Ketersediaan Pangan, Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur, Ida Prajitnawati mengatakan, defisit kedele itu terkait semakin minimnya ketersediaan kedele di pasaran.
"Untuk Provinsi Jawa Timur memang kami termasuk yang minus ketersediaan kacang kedele, bahkan minus ini akan terus terjadi hingga akhir tahun," ungkapnya, Jumat (27/7) ketika ditemui di kantornya.
Jawa Timur sendiri, ungkap dia, tahun ini masih kekurangan 30 persen dari seluruh kebutuhan kedele di Jawa Timur. Padahal, jelas dia, Jawa Timur adalah salah satu provinsi di Indonesia yang menjadi sentra produksi kedele lokal di Indonesia. "Jawa Timur sebenarnya penyumbang 40 persen ketersediaan kedele di seluruh Indonesia," ujarnya.
Namun, jelas dia, kenyataanya, kebutuhan kedele di Jawa Timur cukup tinggi, sebesar 30.600 ton setiap bulannya dan produksi itu tidak mampu menutup kebutuhan. Selain itu, papar dia, produsen kedele olahan seperti produsen tempe dan tahu lebih memilih menggunakan kedele impor ketimbang lokal. Karena memiliki kelebihan kualitas sari dan ukuran yang lebih besar.
"Karenanya sampai akhir tahun masih akan minus," katanya. Lebih lanjut Ida mengatakan, beberapa wilayah di Jawa Timur yang berpotensi memiliki kekurangan stok kedele adalah daerah yang tidak memiliki sentra tanam kedele, seperti sembilan wilayah kota di Jawa Timur. Di antaranya kota Surabaya, Madiun dan Pasuruan.
Hal Senada disampaikan Kepala Sub Bidang Distribusi Pangan, Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur, Slamet Budiharto. Menurut Slamet Kendala defisitnya kedele bahkan di wilayah sentra produksi seperti di Jawa Timur, adalah adanya faktor x.
Faktor x itu, jelas Slamet bisa banyak hal. "Bisa jadi karena permainan para pedagang yang sengaja memanfaatkan isu menipisnya stok kedele dengan menimbun dan berbagai faktor lain termasuk distribusi," terang Slamet.
Walau demikian, pihaknya bersama tiga instansi terkait seperti Dinas Pertanian, Dinas Perdagangan dan pihak Keamanan terus berupaya hingga akhir tahun ini defisit kedele di Jawa Timur masih dalam kontrol Pemerintah Provinsi. "Kita sudah sepakat akan terus melakukan operasi pasar apabila ada pedagang kedele yang nakal dengan sengaja menimbun pasokan yang ada," pungkasnya.