REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan Wakil Presiden Indonesia Jusuf Kalla mengusulkan agar anggaran subsidi bahan bakar minyak (BBM) dialihkan ke kedelai menyusul naiknya harga kedelai dari Rp 5.500 menjadi Rp 8.000 per kilogram. Subsidi kedelai, kata dia, lebih murah dibandingkan memberi subsidi BBM karena hanya menelan biaya Rp2.000 untuk per kilogram. Berbeda dengan subsidi BBM yang mencapai Rp 4.000 per liternya.
"Pemerintah sebenarnya bisa mengambil tindakan dengan memberikan subsidi. Pilihannya mana memberi subsidi orang mampu di BBM sebanyak 40 juta ton dibanding subsidi sebanyak 2 juta ton. Paling hanya memerlukan biaya Rp3 triliun. Masalahnya pemerintah punya duit atau tidak," ujar Jusuf Kalla disela-sela kunjungannya ke PMI Jakarta, di Jakarta Pusat, Jumat (27/7).
JK memperkirakan krisis kedelai itu akan berlangsung hingga tiga bulan mendatang. Menurutnya, krisis yang terjadi itu disebabkan kekeringan yang melanda Amerika Serikat. Kenaikan harga kedelai, membuat perajin tahu dan tempe kesulitan dalam memproduksi.
Pusat Koperasi Tahu Tempe Indonesia (Puskopti) DKI Jakarta melakukan mogok produksi sementara hingga Jumat (27/7/2012). Aksi tersebut merupakan respons dari kenaikan harga kedelai di pasaran. Setiap tahun, Indonesia mengonsumsi sekitar 2,2 juta ton kedelai, sementara produksi dalam negeri hanya 800.00-850.000 ton kedelai.