REPUBLIKA.CO.ID, PORSEA---Perilaku perbuatan seks bebas yang terjadi di kalangan anak-anak usia remaja di Kabupaten Toba Samosir, Sumatera Utara merupakan ancaman serius yang perlu mendapat perhatian besar, agar para remaja tunas bangsa tersebut tidak menjadi korban sia-sia.
"Dari sejumlah 423 anak remaja SMP dan SMA yang diteliti pertengahan tahun 2011, sebanyak 68,7 persen responden mengaku pernah melakukan kontak seksual dengan teman sebaya, pacar dan orang dewasa hidung belang," kata Ketua Umum Komisi Nasional (Komnas) Perlindungan Anak, Arist Merdeka Sirait.
Selain itu, lanjutnya, 93 persen responden yang diteliti melalui wawancara mendalam (indepth interview) mengaku pernah menonton tayangan pornografi dan 12,2 persen dari 423 responden tersebut mengaku pernah melakukan aborsi.
Menurut dia, faktor penyebab yang mendominasi, di antaranya, penggunaan situs jejaring internet yang digunakan secara tidak sehat dan pemahaman tentang alat-alat reproduksi dan pendidikan seksualitas yang rendah, baik di dalam lingkungan rumah maupun lingkup sekolah.
Angka perolehan tersebut, kata dia, merujuk pusat data layanan pengaduan masyarakat yang mereka himpun sejak 2011 di wilayah hukum Toba Samosir (Tobasa) yang menemukan banyaknya anak-anak usia remaja yang telah terjebak dalam pergaulan seks bebas.
"Jika cara pandang kita dalam melihat anak-anak sebagai anugerah Tuhan yang mempunyai hak mendasar, seperti hak hidup untuk tumbuh dan berkembang serta hak mendapat perlindungan khusus, maka semua komponen masyarakat Kabupaten berpenduduk sekitar 175.277 jiwa itu dituntut segera melawan segala bentuk pornografi dan porno aksi yang marak akhir-akhir ini," katanya.