REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA - Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekretariat Daerah, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Andung Prihadi Santoso mengungkapkan bahwa stok kedelai hingga Juli 2012 mencapai 25 ribu ton, sehingga mampu mencukupi kebutuhan masyarakat.
"Jadi, persediaan kedelai di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) aman. Kenaikan harga kedelai yang ada di pasaran murni karena ekspektasi pasar," katanya di Yogyakarta, Rabu (25/7).
Menurut dia, isu kekeringan di Amerika Serikat yang merupakan negara pengimpor kedelai terbesar di Indonesia mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap harga kedelai di pasaran. "Kenaikan harga kedelai memicu naiknya harga makanan yang menggunakan bahan baku utama komoditas tersebut, seperti tempe, tahu, dan susu," katanya.
Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi (Disperindagkop) DIY Riyadi Ida Bagus Subali mengatakan bahwa pasokan kedelai yang ada saat ini cukup untuk menghidupi ribuan unit usaha tempe dan tahu di DIY.
"Saat ini, ada sebanyak 10.103 unit usaha tempe dan tahu di DIY dengan kebutuhan mencapai 2.000 ton per bulan. Persediaan kedelai yang ada lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan tersebut sehingga produsen tidak perlu khawatir," katanya.
Kepala Dinas Pertanian (Distan) DIY Nanang Suwandi mengatakan, hingga saat ini, masih ada sekitar 38.000 hektare tanaman kedelai yang siap dipanen di Kabupaten Gunung Kidul.
"Jadi, pasokan dan ketersedian kedelai di DIY dipastikan ada dan aman. Meskipun beberapa tahun lalu harga kedelai kurang menarik dibandingkan dengan kacang tanah dan jagung, saat ini sudah banyak petani yang menanam kedelai," katanya.