REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Ketua Harian Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) pimpinan Oesman Sapta, Sutrisno Iwantono, minta pemerintah mulai mengurangi impor beras dan mengembalikan kedaulatan pangan Indonesia.
"Pemerintah harus mulai memikirkan kebijakan untuk mengurangi impor beras hingga akhirnya berhenti sama sekali," kata Sutrisno Iwantono saat dihubungi di Jakarta, Rabu (25/7).
Selama ini, kata dia, pemerintah selalu mengatakan produksi beras dalam negeri mengalami surplus. Namun, Indonesia masih saja mengimpor beras dari luar negeri.
Menurut dia, fakta bahwa Indonesia surplus beras tetapi masih mengimpor perlu dipertanyakan. Apakah surplus beras yang terjadi itu karena sisa produksi tahun sebelumnya atau karena ada sebab lainnya.
"Namun, pemerintah beralasan impor beras tetap dilakukan untuk mengamankan stok beras dalam negeri supaya tidak terjadi kerawanan sosial dan politik," katanya.
Menanggapi hal itu, Sutrisno mengatakan HKTI terus mendorong pemerintah untuk mengurangi impor beras dengan meningkatkan produksi dalam negeri. Menurut dia menghentikan impor bahan pangan seperti beras dan kedelai tidak bisa dilakukan seketika.
"Karena itu, perlu upaya peningkatan produksi dalam negeri terlebih dahulu sehingga secara perlahan ketergantungan terhadap impor bisa dikurangi," ujarnya.
Untuk meningkatkan produksi beras dalam negeri, dia mengatakan HKTI sedang mempersiapkan laboratorium penelitian di bidang pertanian. Selain itu, HKTI juga menggandeng negara lain untuk bekerja sama mengupayakan peningkatan produksi beras dalam bentuk pelatihan kepada petani.
HKTI juga berupaya menggandeng pemerintah daerah supaya ikut mendorong peningkatan produksi beras di daerah untuk mengamankan stok beras nasional. "Kami dan jaringan HKTI yang ada di daerah menjalin kerja sama dengan pemerintah daerah untuk memberdayakan petani-petani beras melalui pelatihan-pelatihan," katanya.
Bila produksi beras dalam negeri sudah mencukupi untuk memenuhi kebutuhan konsumsi dan cadangan nasional, dia berharap Indonesia bisa kembali swasembada beras dan meraih kedaulatan pangan.