REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Ketua Umum Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Taufan EN Rotorasiko melihat adanya empat fase penting kepemudaan dalam menjalankan peran kesejarahannya. "Pada 24 Juli ini, genap sudah 39 tahun perjalanan KNPI dan banyak hal telah ditorehkan dalam kesejarahan," ujarnya di Jakarta, Selasa (24/7).
Menurut dia, dalam rentang 39 tahun itu bukan waktu yang lama untuk mengulang ingatan pemuda pada periodesasi fase kesejahteraan peran kepemudaan.
Fase pertama adalah tahun 1928 yang merupakan perjuangan pemuda mempersatukan bangsa melalui sumpah pemuda, yaitu penyamaan visi berbangsa dan bernegara di atas kesadaran berbhineka tunggal ika di bawah kibaran bendera merah putih.
Fase kedua, menurut Taufan, adalah era 1945, di mana perjuangan pemuda mendorong proklamasi kemerdekaan dan mempertahankannya.
"Fase ketiga 1966. Pemuda memurnikan ideologi bangsa atau Lebih dikenal dengan angkatan 66. Era ini ialah era pemurnian kembali pancasila sebagai satu satunya ideologi bangsa dan kembalinya UUD'45 dijalankan secara murni dan konsekuen," ujarnya.
Sementara fase keempat tahun 1973 yang ditandai dengan pembentukan KNPI. "Di sinilah tonggak awal perjuangan elemen kepemudaan dalam satu wadah KNPI, era di mana gerakan pemuda dituntut untuk melakukan langkah-langkah kreatif dan visoner dalam rangka pembangunan bangsa," ujarnya.
Dari empat fase perjuangan pemuda tersebut, menurut Taufan, penting bagi KNPI untuk mereflesikan semangat masa lalu menjadi inspirasi untuk melangkah ke masa depan. Tantangan saat ini ialah peran aktif pemuda dalam peradaban dunia.
Ditegaskannya bahwa inti dari perjuangan pemuda dari masa ke masa adalah membebaskan atau memerdekakan dan menyejahterakan. Dalam konteks sekarang, perjuangan pemuda adalah membebaskan bangsa dari kemiskinan dan keterbelakangan.
"Saat ini, pemuda Indonesia dituntut untuk berjuang menegakkan eksistensi bangsa dalam pergaulan dunia," ujarnya.
Lebih lanjut Taufan menyatakan bahwa pada perkembangan global dengan tren keterbatasan sumber daya alam, perjuangan pemuda Indonesia masa kini harus mampu menumbuhkan jiwa kewirausahaan (enterpreunership), baik economic enterpreneurship maupun social enterpreneurship.
Menurut dia, prinsip enterpreneurship memberikan nilai tambah terhadap potensi sekelilingnya. Economic enterpreneurship memberikan nilai tambah potensi sekelilingnya untuk menghasilkan profit. Etos kewirausahaan, menurut dia, diperlukan untuk meningkatkan aktivitas perekonomian dan membangun kemandirian bangsa Indonesia.
Sedangkan Social enterpreneurship memberikan nilai tambah potensi sekelilingnya. yang menghasilkan pelayanan. Ini diperlukan untuk mendukung reformasi birokrasi dan capacity building organisasi-organisasi non-pemerintah termasuk partai-partai.