Selasa 24 Jul 2012 11:33 WIB

Cicip Sutardjo: Barter Ikan dengan Beras Thailand Masih Wacana

Rep: Dwi Murdaningsih/ Red: Hafidz Muftisany
Sharif Cicip Sutardjo
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Sharif Cicip Sutardjo

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Menteri Kelautan dan Perikanan Sharif C Sutardjo mengatakan rencana untuk barter ikan Indonesia dan beras Thailand masih wacana. Ia menuturkan, Indonesia masih harus memperbaiki perjanjian dengan Thailand khusus di bidang perikanan.

Pasalnya, pada tahun 2010 Badan Pangan Dunia (FAO) menemukan ada satu juta ton ikan Indonesia berada di Thailand. Padahal, berdasarkan catatan Indonesia, ekspor ikan Indonesia ke Thailand tidak sebanyak itu.

Dirjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikakan Saud P Hutagalung mengatakan sejauh ini belum ada pembicaraan antara kementrian perdagangan dan KKP untuk membicarakan masalah ini. "Kita respon, nanti tergantung bagaimana kewajarannya. Jangan sampai ikan dihargai murah, beras dihargai mahal," kata Saud saat ditemui ketika kunjungan kerja di Cilacap.

Menurutnya, sistem barter sudah lumrah dilakukan dalam perdagangan. Sistem ini juga pernah dilakukan dengan Rusia. Indonesia mengirimkan minyak, lalu Rusia mengirimkan pesawat ke Indonesia.

"Untuk perikanan belum ada kebijakan," kata Saud.

Namun, Saud mengatakan saat ini produksi ikan di Indonesia memang masih belum mencukupi kebutuhan konsumsi dan industri. Meskipun potensi perikanan masih luas, namun belum dimanfaatkan dengan maksimal karena keterbatasan alat.

Sebelumnya Menteri Perdagangan Gita Wirjawan berencana melakukan barter ikan Indonesia dengan beras Thailand. Gita mengatakan, Indonesia membutuhkan beras dari Thailand sementara Thailand membutuhkan ikan dari Indonesia. Rencana tukar beras dan ikan ini sudah dilaporkan ke presiden.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement