Senin 23 Jul 2012 20:21 WIB

Ramadhan, BI Cetak Uang Baru Rp 56,4 Triliun

Bank Indonesia is asked to help government in building Financial Inclusion Society (IFIS).
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Bank Indonesia is asked to help government in building Financial Inclusion Society (IFIS).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Bank Indonesia (BI) mencetak uang baru sebanyak Rp 56,4 triliun untuk memenuhi kebutuhan masyarakat selama Ramadhan dan Idul Fitri 1433 Hijriah yang diperkirakan mencapai Rp 89,4 triliun.

"Dari perkiraan kebutuhan Rp 89,4 triliun yang cetak baru sekitar Rp 56,4 triliun. Kami sudah minta Peruri untuk mencetaknya," kata Deputi Gubernur BI Ronald Waas di Jakarta, Senin (23/7).

Dijelaskannya, uang baru yang akan dicetak BI pada Peruri tahun ini sebanyak Rp 160 triliun atau naik 30 persen dibandingkan uang baru pada 2011 sebesar Rp 135 triliun. "Kebutuhan untuk Puasa dan Lebaran setiap tahunnya sekitar sepertiga uang yang akan dicetak selama satu tahun," kata Ronald.

Untuk kebutuhan uang tunai masyarakat selama Puasa dan Lebaran, BI memperkirakan mencapai Rp 89,4 triliun atau naik Rp 9,1 triliun atau 11,3 persen dibanding realisasi kebutuhan masyarakat pada Puasa dan Lebaran 2011.

Kebutuhan uang pecahan besar diperkirakan sebesar Rp 81,1 triliun dan uang pecahan kecil Rp 8,3 triliun. "Persediaan uang ini dinilai sangat mencukupi dalam memenuhi proyeksi kebutuhan uang periode Ramadhan dan Lebaran 2012, baik dari sisi jumlah total maupun jumlah pecahan," katanya.

Sementara untuk transaksi non-tunai, Ronald memperkirakan juga akan meningkat dibanding tahun lalu yang mencapai 100 ribu transaksi pada dua hari menjelang Lebaran.

"Untuk transaksi non tunai melalui kliring dan Real Time Gross Setlement (RTGS) diperkirakan akan naik meski tidak terlalu tinggi karena libur lebaran hanya 6 hari sementara tahun lalu 9 hari," katanya.

Pada 2011, transaksi RTGS mencapai angka tertinggi sebanyak 100 ribu transaksi pada dua hari menjelang Lebaran dengan nilai nominal Rp 446 triliun. Sementara transaksi kliring mencapai angka tertinggi dua hari setelah Lebaran sebesar 772 ribu transaksi dengan nilai Rp 18,8 triliun.

Pada kesempatan itu, Ronald mengimbau masyarakat untuk terus memanfaatkan transaksi non tunai dalam belanja kebutuhan Puasa dan Lebaran yang dinilai lebih efisien dan aman. "BI berupaya memadukan layanan tunai dan non tunai pada Puasa dan lebaran kali ini untuk terus mendorong terbentuknya 'less cash society'," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement