REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Ketidakjelasan status hukum Luna Maya dan Cut Tari dinilai akibat dari permainan opini publik. Pasang dan surutnya tekanan publik membuat kasus video porno yang membelit keduanya belum menemui titik terang.
"Karena kepolisian masih terpengaruh tekanan publik, ketika tekanan itu surut maka kasusnya pun ditinggalkan," kata pengamat kepolisian Bambang Widodo Umar kepada Republika, Senin (23/7).
Bambang mengatakan, kepolisian dan institusi penegak hukum di Indonesia dinilai masih terpengaruh tekanan publik dan opini massa. Hal ini, menurut dia, berpengaruh besar terhadap independensi penegakan hukum di Tanah Air.
"Seharusnya polisi tidak perlu terpengaruh opini massa, misal jika ada tekanan publik saja mereka bekerja cepat. Semestinya independen saja," imbuhnya.
Ia berharap kepolisian dengan tegas mengacu pada penyidikan yang scientific dan independen. Jika hal ini terpenuhi, maka wibawa dan sistem penegakan hukum di Indonesia dapat berjalan dengan baik.