REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Politik uang bukanlah barang baru di tubuh Partai Golkar. Politik uang di tubuh Golkar sudah terjadi sejak zaman Orde Baru. "Politik uang di Golkar sudah rahasia umum," kata Kordinator Komite Waspada Orde Baru, Judilherry Justam ketika dihubungi Republika, Senin (23/7).
Judilherry mengaku tidak heran ketika mendengar isu politik uang dalam pencalonan Aburizal Bakrie sebagai calon presiden di Pemilu Presiden 2014. Dia mengatakan politik uang kerap mewarnai proses-proses pengambilan keputusan penting partai berlambang beringin ini.
Yang paling santer, imbuh Judilherry, ketika Golkar menyelenggarakan Munas di Bali pada 2004 untuk mencari Ketua Umum baru. Dalam Munas itu, kata Judilherry, kentara betul bagaimana uang amat mempengaruhi suara di internal partai. Ketua Umum Golkar (incumbent) saat itu Akbar Tandjung harus rela kalah dari pesaingnya Jusuf Kalla.
Padahal Akbar merupakan tokoh yang paling berjasa menyelamatkan Golkar dari tuntutan pembubaran reformasi. "Tanpa Akbar Golkar mungkin sudah selesai," katanya.
Kabar serupa juga terjadi ketika Munas Golkar 2009. Saat itu santer terdengar Surya Paloh gugur melawan Ical dalam pemilihan Ketua Umum Golkar lantaran kurang memiliki dukungan dana. "Kalau pencapresan Ical ada kabar politik uang, itu mungkin saja terjadi," ujar Judilherry
Judiherry mengatakan, jika benar Ical menjanjikan uang ke para pengurus DPD I dan tidak melunasinya, maka hal itu bisa menciptakan persoalan konsolidasi di tubuh Partai Golkar. Pasalnya para pengurus DPD akan merasa terkhianati oleh janji yang diberikan Ical.
Apalagi, imbuh Judilherry, ketika hendak menjadi Ketua Umum Partai Golkar, Ical juga sempat menjanjikan dana abadi sebesat Rp 1 Triliun kepada pengurus Golkar. "Sampai sekarang janji itu tidak dia realisasikan," katanya.
Berkaca dari problem internal partai yang dihadapi Ical, Judilherry menilai peluang Ical memenangkan Pemilu Presiden 2014 sangat kecil. Belum lagi sampai saat ini Ical menurut Judilherry masih merupakan figur yang banyak kelemahan.
"Lapindo, pengemplangan pajak Gayus, dan tunggakan pajak perusahaan-perusahaannya akan menjadi serangan ke Ical," ujarnya. Judilherry memperkirakan Golkar akan mengusung Capres lain di luar Golkar.